Psikoanalisis
Tempat gerakan psikoanalisis dalam psikologi kontemporer adalah unik sekaligus paradoksikal. Di satu sisi, psikoanalisis merupakan sistem psikologi yang paling dikenal luas meskipun tidak secara universal dipahami.
Pendirinya tidak lain adalah Sigmund Freud, sudah pasti merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal di abad terakhir. Di sisi lain, gerakan psikoanalisis tidak banyak memiliki kesamaan dengan berbagai pandangan psikologi lainnya.
Psikoanalisis jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Freud dididik dalam bidang sains, namun sistemnya tidak banyak menggunakan emipirisisme sistematik.
Sebagai dokter, Freud menggunakan kekuatan observasinya yang cermat untuk mengembangkan sistemnya dalam rangka medis, mendasarkan teorinya pada berbagai studi kasus individual.
Ia tidak mengubah pemahamannya tentang ilmu pengetahuan pada abad 19 dalam upaya mengorganisasi observasinya. Ia tidak berusaha menguji hipotesisnya secara teliti, melalui verifikasi independen. Sebagaimana yang dikatakan olehnya, ia adalah psikoanalasis dan ia tidak menoleransi penyimpangan pandangan-pandangan ortodiksnya.
Konsisten dengan posisi gestalt, psikoanalisis secara teguh mendasarkan pada model aktif proses-psoses mental, namun kurang memiliki komitmen pada empirisisme seperti halnya psikologi gestalt. Freud tidak hanya konsisten pada aktivitas proses mental yang dikemukakan oleh Leibniz dan kant, tetapi juga dengan keyakinan pada abad 19 tentang tingkat aktivitas mental sadar dan tidak sadar.
Psikoanalisis memperkenalkan studi tentang proses-proses ketidaksadaran yang mempengaruhi aktivitas manusia. Psikoanalisis menekankan tujuan keseimbangan homeostatik energi-energi ketidaksadaran dalam kepribadian.
Psikoanalisis mengembangakan konsep aktivitas mental lebih luas dari pada sistem psikologi manapun. Sebagai representasi utama dari kebergantungan ekstrim pada aktivitas mental untuk menjelaskan kepribadian, psikoanalisis terpisah dari berbagai gerakan lain dalam psikologi kontemporer.
Selain itu, psikoanalisis tidak lahir dari penelitian akademis, sebagaimana sistem-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis. Penyusunan obeservasi yang dilakukan freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan.
Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan.
Para teoritis lain memodifikasi teori freud dan memasukkan pengaruh budaya (Jung) dan kebutuhan sosial (Adler dan Horney). Selain itu, para cendikiawan juga mengitegrasikan model psikoanalisis dengan pendekatan lapangan (Sullivan) dan asumsi eksistensial (Fromm).
Sebagai sebuah gerakan kontemporer, psikoanalisa masih berpengaruh besar dalam psikiatri dan psikologi klinis, meskipun akhirnya, gerakan ini terpecah karena tidak adanya kesepakatan metodologis.
Daftar Pustaka:
Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
Pendirinya tidak lain adalah Sigmund Freud, sudah pasti merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal di abad terakhir. Di sisi lain, gerakan psikoanalisis tidak banyak memiliki kesamaan dengan berbagai pandangan psikologi lainnya.
Psikoanalisis jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Freud dididik dalam bidang sains, namun sistemnya tidak banyak menggunakan emipirisisme sistematik.
Sebagai dokter, Freud menggunakan kekuatan observasinya yang cermat untuk mengembangkan sistemnya dalam rangka medis, mendasarkan teorinya pada berbagai studi kasus individual.
Ia tidak mengubah pemahamannya tentang ilmu pengetahuan pada abad 19 dalam upaya mengorganisasi observasinya. Ia tidak berusaha menguji hipotesisnya secara teliti, melalui verifikasi independen. Sebagaimana yang dikatakan olehnya, ia adalah psikoanalasis dan ia tidak menoleransi penyimpangan pandangan-pandangan ortodiksnya.
Konsisten dengan posisi gestalt, psikoanalisis secara teguh mendasarkan pada model aktif proses-psoses mental, namun kurang memiliki komitmen pada empirisisme seperti halnya psikologi gestalt. Freud tidak hanya konsisten pada aktivitas proses mental yang dikemukakan oleh Leibniz dan kant, tetapi juga dengan keyakinan pada abad 19 tentang tingkat aktivitas mental sadar dan tidak sadar.
Psikoanalisis memperkenalkan studi tentang proses-proses ketidaksadaran yang mempengaruhi aktivitas manusia. Psikoanalisis menekankan tujuan keseimbangan homeostatik energi-energi ketidaksadaran dalam kepribadian.
Psikoanalisis mengembangakan konsep aktivitas mental lebih luas dari pada sistem psikologi manapun. Sebagai representasi utama dari kebergantungan ekstrim pada aktivitas mental untuk menjelaskan kepribadian, psikoanalisis terpisah dari berbagai gerakan lain dalam psikologi kontemporer.
Selain itu, psikoanalisis tidak lahir dari penelitian akademis, sebagaimana sistem-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis. Penyusunan obeservasi yang dilakukan freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan.
Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan.
Para teoritis lain memodifikasi teori freud dan memasukkan pengaruh budaya (Jung) dan kebutuhan sosial (Adler dan Horney). Selain itu, para cendikiawan juga mengitegrasikan model psikoanalisis dengan pendekatan lapangan (Sullivan) dan asumsi eksistensial (Fromm).
Sebagai sebuah gerakan kontemporer, psikoanalisa masih berpengaruh besar dalam psikiatri dan psikologi klinis, meskipun akhirnya, gerakan ini terpecah karena tidak adanya kesepakatan metodologis.
Daftar Pustaka:
Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
Komentar