Riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Riwayat keluarga dicerminkan sebagai proses turun temurun dari suatu karakteristik melalui suatu gen. Proses transfer karakteristik biologi dari orang tua kepada anaknya melalui gen sebagai pembawa informasi biologi disebut herediter atau genetik (Wikipedia, 2006b).
Terdapat 2 pola penurunan genetik, yaitu pola penurunan genetik tunggal dan penurunan multifaktorial. Pola penurunan multifaktorial dipengaruhi oleh banyak gen (poli gen) yang terkena , tidak mengikuti aturan hukum Mendel, serta munculnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Boediardja, 2004).
Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor genetik mempengaruhi timbulnya akne (Simpson dan Cunliffe, 2004). Pada kembar identik, resiko terjadinya akne vulgaris sangat tinggi, termasuk distribusi dan ragam dari akne vulgaris (Plewig, Jansen dan Kligman, 2000).
Akne vulgaris adalah penyakit dari unit kelenjar pilosebasea. Penyakit ini dapat terjadi ringan, berupa komedo atau papula, dapat juga timbul berupa peradangan berat yang menimbulkan jaringan parut (Habif, 2004). Akne vulgaris sering terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar usia 20-30 tahunan, dan dapat pula terjadi pada neonatus karena pengaruh dari hormone maternal (Harper, 2004).
Insidensi akne vulgaris 80-100% pada usia remaja dan dewasa muda, yaitu 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria. Meskipun demikian, akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari usia tersebut. (Wasitaatmadja, 2002).
Etiologi dari penyakit ini multifaktorial. Beberapa di antaranya adalah genetik, diet, endokrin, musim, kosmetik, trauma, stres, lingkungan, dan mikroorganisme (Wasitaatmadja, 2002).
Patogenesis akne berhubungan dengan peningkatan produksi sebum, peningkatan kornifikasi saluran pilosebasea, proliferasi Propionibacterium acnes yang beraksi pada sebum dan menyebabkan peradangan (Browns dan Burns, 2002).
Berdasarkan pengalaman klinik yang ada, akne sering muncul pada orangorang dengan riwayat satu keluarga (Bataille V et al, 2002). Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dapat memberi masukan bagi pengembangan ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya tentang akne vulgaris.
2. Praktis
Memberikan pengetahuan serta menyempurnakan pengobatan bagi penderita akne vulgaris keturunan untuk menghindari faktor-faktor eksternal yang dapat menyebabkan eksaserbasi akne dan memperburuk kondisi umum.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Riwayat keluarga dicerminkan sebagai proses turun temurun dari suatu karakteristik melalui suatu gen. Proses transfer karakteristik biologi dari orang tua kepada anaknya melalui gen sebagai pembawa informasi biologi disebut herediter atau genetik (Wikipedia, 2006b).
Terdapat 2 pola penurunan genetik, yaitu pola penurunan genetik tunggal dan penurunan multifaktorial. Pola penurunan multifaktorial dipengaruhi oleh banyak gen (poli gen) yang terkena , tidak mengikuti aturan hukum Mendel, serta munculnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Boediardja, 2004).
Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor genetik mempengaruhi timbulnya akne (Simpson dan Cunliffe, 2004). Pada kembar identik, resiko terjadinya akne vulgaris sangat tinggi, termasuk distribusi dan ragam dari akne vulgaris (Plewig, Jansen dan Kligman, 2000).
Akne vulgaris adalah penyakit dari unit kelenjar pilosebasea. Penyakit ini dapat terjadi ringan, berupa komedo atau papula, dapat juga timbul berupa peradangan berat yang menimbulkan jaringan parut (Habif, 2004). Akne vulgaris sering terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar usia 20-30 tahunan, dan dapat pula terjadi pada neonatus karena pengaruh dari hormone maternal (Harper, 2004).
Insidensi akne vulgaris 80-100% pada usia remaja dan dewasa muda, yaitu 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria. Meskipun demikian, akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari usia tersebut. (Wasitaatmadja, 2002).
Etiologi dari penyakit ini multifaktorial. Beberapa di antaranya adalah genetik, diet, endokrin, musim, kosmetik, trauma, stres, lingkungan, dan mikroorganisme (Wasitaatmadja, 2002).
Patogenesis akne berhubungan dengan peningkatan produksi sebum, peningkatan kornifikasi saluran pilosebasea, proliferasi Propionibacterium acnes yang beraksi pada sebum dan menyebabkan peradangan (Browns dan Burns, 2002).
Berdasarkan pengalaman klinik yang ada, akne sering muncul pada orangorang dengan riwayat satu keluarga (Bataille V et al, 2002). Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian akne vulgaris.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dapat memberi masukan bagi pengembangan ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya tentang akne vulgaris.
2. Praktis
Memberikan pengetahuan serta menyempurnakan pengobatan bagi penderita akne vulgaris keturunan untuk menghindari faktor-faktor eksternal yang dapat menyebabkan eksaserbasi akne dan memperburuk kondisi umum.
Komentar