SKRIPSI : PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON INVESTMEN, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat dewasa ini adalah kondisi ekonomi. Krisis moneter yang melanda Indonesia dimulai pada Juli 1997, telah memberi pengaruh yang besar pada kondisi dunia usaha di Indonesia. Akibat yang ditimbulkan terutama ditunjukkan oleh melemahnya nilai tukar Rupiah yang mengakibatkan meningkatnya biaya operasi dan kerugian kurs. Dalam melaksanakan pembangunan nasional segenap kemampuan modal dan potensi dalam negeri harus dimanfaatkan dengan disertai kebijaksanaan serta langkah-langkah guna membantu pertumbuhan dan peningkatan kemampuan bagi golongan ekonomi lemah sehingga dapat berdiri sendiri dan mampu memainkan peranan yang sungguhnya dalam tata ekonomi Indonesia.

Untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan memerlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak bisa hanya mengandalkan sumber dari pemerintah saja yaitu melalui sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), melainkan pertisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui keikutsertaanya dalam usaha menggerakkan perekonomian. Sektor swasta dalam menyediakan dana untuk pembangunan menuntut digalakannya pengerahan dana dari masyarakat baik melalui peranan perbankan maupun pengembangan pasar modal.

Dana yang dihimpun dan disalurkan melalui sektor perbankan adalah bentuk kredit sedangkan pasar modal memungkinkan dana dalam bentuk equity (modal sendiri), melalui penjualan saham perusahaan. Dana dalam bentuk equity menghindarkan perusahaan dari struktur permodalan yang kurang menguntungkan akibat terlalu banyak mengandalkan hutang. Bank memiliki keterbatasan dalam menyalurkan kredit karena memiliki keterkaitan dengan kebijakan moneter yang dikeluarkan pemerintah. Dibandingkan dengan perbankan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah.

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik surat hutang (obligasi), equity (saham), reksa dana, waran, right, instrumen derivatif seperti option, futures, maupun instrumen lainnya. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Pasar modal sebagai instrumen ekonomi menjadi salah satu pilar penting bagi masyarakat untuk melakukan investasi dan sekaligus sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Peranan pasar modal bagi pembangunan ekonomi Indonesia, selain sebagai salah satu barometer investasi namun juga menjadi cermin atas tingkat kepercayaan pemodal domestik maupun internasional.

Perkembangan pasar modal di Indonesia juga cukup menggembirakan. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa pasar modal merupakan alternatif bagi perusahaan–perusahaan untuk memanfaatkan dana dari bursa efek. Pasar modal di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat mulai tahun 1988. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1988 pasar modal dapat dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang karena hanya terdapat 24 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Setelah tahun 1988 jumlah perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta mengalami peningkatan. Bertepatan dengan peringatan 30 tahun diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia, Bursa Efek akan memasuki suatu babak baru yaitu dengan adanya penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah efektif.

Pasar modal Indonesia saat ini telah berkembang sangat pesat, baik dari segi jumlah perusahaan yang go public, saham yang beredar, maupun perdagangan saham tidak lagi dilakukan secara manual tetapi sudah menggunakan komputer. Pesatnya Peningkatan jumlah saham dari tahun ke tahun dapat dijadikan indikator bahwa para investor mempunyai kepercayaan yang besar untuk melakuakan investasi di pasar modal. Dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan yang go public melalui Initial Public Offering (IPO), sehingga saham yang ditawarkan juga semakin banyak. Saham merupakan suatu penyertaan atau pemilikan seseorang atau suatu badan usaha dari suatu perusahaan.

Dengan perkembangan pasar modal yang pesat dan adanya pengaruh global, tantangan yang dihadapi bagi Bursa Efek Indonesia juga semakin berat. Krisis finansial di Amerika Serikat menekan harga saham di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Krisis global menimbulkan reaksi negative di berbagai pihak. Indeks saham dunia terus bergejolak naik turun. Di Indonesia sendiri, relaksasi aturan di sektor keuangan belum mampu memulihkan kondisi pasar finansial. Aksi spekulan membuat rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Sehingga pada tanggal 8 Oktober 2008 Bursa Efek Indonesia memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan di lantai bursa sebelum akhirnya dibuka kembali tanggal 13 Oktober 2008.

Perkembangan pasar modal mempunyai pengaruh yang besar dalam pembangunan nasional. Para investor perlu mengetahui banyak hal sebelum memutuskan investasi di pasar modal. Saham-saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi memiliki keunikan tersendiri, karena sifatnya yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan bisnis. Perubahan harga saham bisa terjadi setiap saat. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing investasi sesuai dengan informasi yang dimilikinya. Apabila investor menganggap bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham tidak memadai lagi maka mereka akan mengambil keputusan untuk menjualnya. Kalau hal ini terjadi maka harga saham tersebut cenderung turun, demikian juga sebaliknya. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Para investor yang akan berinvestasi dalam bentuk saham memerlukan informasi-informasi akurat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sangat luas dan kompleks. Menurut Masassya (2003:45) dalam Heru Utomo (2004:3) ”Pada dasarnya ada 3 faktor dominan dalam menilai suatu saham yaitu faktor teknis, faktor sentimen pasar, dan faktor fundamental perusahan”. Suad Husnan (2001:273) mengatakan bahwa ”pada dasarnya harga saham akan dipengaruhi oleh profitabilitas di masa yang akan datang dan risiko yang ditanggung oleh investor”.

Investasi di pasar saham memang cukup menarik namun harus disadari bahwa investasi tersebut juga mengandung risiko yang besar. Bahkan investor dapat kehilangan seluruh modal yang diinvestasikan (dalam bentuk saham) apabila emiten saham yang dibelinya atau dimilikinya mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, pemilihan saham suatu perusahaan dan informasi mengenai perubahan harga saham sangat penting untuk diketahui investor sebelum memutuskan investasi di pasar modal. Agar pihak-pihak yang bersangkutan dapat memperoleh informasi yang memadai dan akurat maka perlu diadakan interpretasi terhadap laporan keuangan.

Perubahan harga saham perusahaan memberikan indikasi terjadinya perubahan kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan merupakan suatu informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain. Informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan sangat penting karena dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi calon insvestor untuk mengurangi ketidakpastian dalam mengambil keputusan.

Laporan keuangan melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu. Akan tetapi, ”nilai riil dari laporan keuangan adalah fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan deviden masa depan” (Weston dan Bringham, 2001:78). Dengan demikian, pemodal sangat berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya laporan keuangan neraca dan laporan laba-rugi perusahan. Data yang terdapat pada neraca perusahaan dapat digunakan untuk menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan yang dapat membantu pemodal untuk menaksir kekuatan keuangan perusahaan. Sedangkan laporan laba-rugi dapat digunakan oleh pemodal untuk menghitung profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para pemodal di pasar modal karena dari laporan keuangan itulah pemodal dapat mengetahui perkembangan emiten yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang mereka miliki. Untuk dapat menilai kondisi atau kinerja keuangan perusahaan diperlukan analisis laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan bermanfaat bagi perusahaan atau pemegang saham karena dapat memberikan informasi yang penting dalam memprediksi perubahaan harga saham. Weston dan Bringham (2001:78) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan.

Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Return On Insvesment dan Earning Per Share tehadap perubahan harga saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Setiap insvestor menginginkan perusahaan yang dibeli sahamnya mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, sehingga perusahaan mempunyai cukup dana untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan Current Ratio. Return On Investment juga mempunyai pengaruh terhadap return saham dan resiko bagi pemegang saham. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan yang akan dibeli sahamnya oleh para investor dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva. Investor menginginkan perusahaan yang dapat memberikan return saham yang tinggi dengan resiko yang dapat ditanggungnya. Selain Itu Menurut Hanafi (1996: dalam Rita Kusumawati dan Fitri Susilawati (2004:71), Earning Per Share merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki. Sehingga Earning Per Share merupakan komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisa perusahaan, karena informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. Besarnya EPS dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2001:241).

Dalam menganalisis data laporan keuangan diperlukan alat analisis, salah satunya adalah analisis rasio. Rasio-rasio keuangan dapat dipakai sebagai ukuran evaluasi kinerja keuangan dengan cara mengamati kecenderungan rasio-rasio tersebut apakah naik, turun, atau konstan. Dan dari pertimbangan rasio-rasio ini pula dapat diketahui apakah manajemen sudah bekerja dengan baik atau belum. Menurut Weston dan Bringham (2001:79-95) kinerja keuangan dapat diukur atas lima rasio keuangan yaitu: (1) Rasio Likuiditas; (2) Rasio Manajemen Aktiva; (3) Rasio Manajemen Utang; (4) Rasio Profitabilitas; (5) Rasio Nilai Pasar.

Rasio keuangan tersebut dapat digunakan oleh investor sebagai alat untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Nilai saham perusahaan tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan, apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukan adanya prospek yang baik maka sahamnya akan diminati oleh para investor dan harganya meningkat atau mendapat hubungan yang positif antara kinerja keuangan perusahaan dengan harga sahamnya. Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan diapresiasikan oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham. Sebaliknya, berita buruk tentang kinerja keuangan perusahaan akan diikuti dengan penurunan harga sahamnya di pasar modal.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penelitian ini bertujuan “menganalisis PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON INVESTMEN, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Perusahaan publik/perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia terdiri dari perusahaan-perusahaan yang dikelompokkan ke dalam kelompok manufaktur dan non manufaktur. Penelitian ini dibatasi hanya pada perusahaan-perusahaan yang berada pada perusahaan manufaktur.

2. Data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel hanya perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007.

3. Rasio keuangan yang dipergunakan hanya Current Ratio, Return On Investment, dan Earning Per Share.

4. Harga saham berdasarkan harga saham closing price.

C. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah disampaikan di muka, rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap perubahan harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio terhadap perubahan harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Return On Investment terhadap perubahan harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Earning Per Share terhadap perubahan harga saham pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap perubahan harga saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current ratio terhadap perubahan harga saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Return On Investment terhadap perubahan harga saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia .

4. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Earning Per Share terhadap perubahan harga saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dan mendukung teori – teori yang sudah ada yang berkaitan dengan bidang pasar modal.

b. Menambah khasanah bahan pustaka baik ditingkat program, fakultas maupun universitas.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal yang akan datang.

c. Bagi penulis

1) Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dalam praktik nyata.

2) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANAN KATALIS K3-xHxPW12O40 PADA KATALISIS SELEKTIF SINTESIS METILAMINA DARI METANOL DAN AMONIAK

GENERAL LEAST SQUARE

Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi