Perancangan tempat pengaduk pewarnaan handuk berdasarkan aspek ergonomi pada perusahaan handuk Lumintu

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bekerja merupakan pekerjaan pokok bagi seorang operator didalam sebuah perusahaan. Bekerja baik menggunakan fisik, non fisik atau keduanya dapat menimbulkan ketegangan. Ketegangan tersebut dapat berupa ketegangan otot ataupun ketegangan psikis (mental). Ketegangan otot adalah ketegangan yang ditimbulkan oleh kelelahan dari keadaan fisik kita. Ketegangan otot tersebut dapat mengakibatkan keluhan-keluhan kelelahan terhadap otot pada saat bekerja, sehingga dapat mengakibatkan cedera atau penyakit pada operator. Sedangkan ketegangan psikis diakibatkan karena kecapekan dan kondisi yang tidak sehat yang dapat menimbulkan stress kerja. Gangguan stres ini biasanya timbul setelah operator bekerja terus menerus dengan tingkat istirahat yang rendah. Bekerja dengan keadaan tubuh yang tidak normal dapat mengakibatkan rendahnya produktiftas kerja.
Perusahaan handuk “LUMINTU” Janti Klaten adalah industri yang memproduksi handuk, saputangan, keset, washlap, dan taplak tenun lidi. Perusahaan Lumintu ini bersifat tradisional karena didalam proses produksinya masih menggunakan peralatan manual. Pada proses produksi melalui beberapa tahapan stasiun kerja yaitu stasiun pemintalan, stasiun penenunan, stasiun pewarnaan dan stasiun pengepakan. Selama pengamatan diperusahaan Lumintu tepatnya pada stasiun kerja pewarnaan yang meliputi proses pemberian warna dari warna dasar putih menjadi warna sesuai pesanan konsumen. Proses pewarnaan ini dimulai dengan pembasahan kain kemudian dimasukkan kedalam bak yang sudah terisi air ditambah zat pewarna.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada stasiun kerja pewarnaan operator bekerja dengan posisi membungkuk. Membungkuk adalah pekerjaan utama dalam proses pewarnaan kain, didalam proses pewarnaan dilakukan pencelupan dan pengadukan lembaran kain yang sudah dipotong kedalam tempat penampungan yang berisi air dan sudah dicampur dengan pewarna tekstil. Dengan posisi membungkuk operator mengaduk dan mencelupkan kain didalam bak panampung dalam waktu yang telah ditentukan selama kurang lebih 2 menit dengan frekuensi sebanyak 210 kali untuk mendapatkan warna yang sesuai dengan permintaan. Setelah itu kain handuk diangkat kemudian ditiriskan ditempat penirisan yang berupa jemuran dari bambu. Selama proses penirisan, operator berdiri dari posisi membungkuk untuk meletakkan handuk diatas penirisan dengan menggunakan tangan kanan. Posisi kerja membungkuk dapat menimbulkan kelelahan, kelelahan terjadi dikarenakan oleh ketegangan otot operator yang bekerja terus-menerus selama 7 jam dari jam 07:00 sampai jam 15:00.
Berdasarkan wawancara dan kuisioner Nordic Body Map yang terdiri dari dua bagian yaitu pertanyaan langsung mengenai keluhan rasa sakit yang dirasakan pada bagian tubuh responden berdasarkan Nordic Body Map dan enam buah pertanyaan terbuka mengenai kondisi stasiun kerja dan posisi kerja yang dilakukan operator pewarnaan saat ini dapat diketahui bahwa dari ketiga operator tersebut menglami keluhan kelelahan yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil kuisioner sebagai berikut : Dua orang merasakan keluhan pada bagian leher, bahu kiri, lengan atas bagian kiri, punggung, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri dan betis kanan. Satu orang merasakan keluhan kelelahan pada pergelangan tangan kiri, tangan bagian kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Untuk memperjelas dapat dilihat gambar posisi kerja operator dibawah ini :










Gambar 1.1 Posisi kerja operator
Hal ini melatarbelakangi perancangan tempat pengaduk pewarnaan kain, sehingga perlu dilakukan suatu analisis terhadap stasiun kerja saat ini untuk kemudian dilakukan perbaikan terhadap stasiun kerja yang ada saat ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan merancang ulang stasiun kerja sesuai dengan anthropometri pekerja. Dengan adanya fasilitas kerja baru tersebut maka diharapkan pekerjaan dapat dilakukan dalam posisi yang lebih nyaman dan memberikan kemudahan bagi operator dalam bekerja.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “ Bagaimana merancang tempat pengaduk pewarnaan yang ergonomis “.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “ Mendapatkan rancangan tempat pengaduk pewarnaan yang ergonomis “.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan handuk Lumintu mengenai fasilitas kerja berupa tempat pengaduk pewarnaan yang ergonomis agar proses kerja lebih nyaman serta dapat mengurangi terjadinya kelelahan dan mengurangi gangguan anggota tubuh terutama pada leher, punggung, dan pinggang operator stasiun pewarnaan..
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan- batasan masalah yang digunakan adalah :
1. Penelitian dilakukan terhadap karyawan pada stasiun pengadukan pewarnaan dan pembilasan saja.
2. Perancangan dibatasi hanya dalam bentuk gambar.
3. Tidak membahas masalah biaya dari perancangan.
1.6 Asumsi
Dalam penelitian ini digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian.
2. Operator tidak memiliki kelainan fisik dan dalam kondisi sehat.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan maka akan diuraikan tentang sistematika penulisan dalam skripsi ini yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan umum perusahaan.
Bab ini menjelaskan secara umum gambaran tentang perusahaan Lumintu yang meliputi sejarah latar belakang perusahaan, profil dan struktur organisasi.
Landasan teori
Bab ini menjelaskan teori singkat yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan.


BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang tahap-tahap pembahasan masalah secara berurutan yang terdiri dari studi pendahuluan, pengumpulan dan pengolahan data, analisa dan kesimpulan saran.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan tentang pengumpulan data yang telah dilakukan. Data-data yang dikumpulkan berupa data tentang cara kerja dibagian stasiun pewarnaan di perusahaan Lumintu.
BAB V ANALISA PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis terhadap hasil perhitungan dan interpretasi hasil pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran-saran yang ditujukan untuk perusahaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPADATAN POPULASI DAN PERTUMBUHAN KERANG DARAH Anadara antiquata L. (Bivalvia: Arcidae) DI TELUK SUNGAI PISANG, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

GENERAL LEAST SQUARE

Faktor Faktor Penyebab Ketidak-Efektifan Penilaian Kinerja