JURNAL BISNIS DAN EKONOMI, MARET 1999

PEMILIHAN MODEL AKUNTANSI MASA KINI

Oleh : Venus Gani

STIE Stikubank Semarang

ABSTRAK

Pelaporan-pelaporan keuangan diantaranya: Neraca, Laporan Rugi-laba, Laporan Arus Kas dan Catatan-catatan Laporan Keuangan manfaatnya diragukan. Berdasarkan pengujian earnings (sejenis laporan rugi-laba) diketahui bahwa pangsa pasar earnings memberikan kontribusi 2,5-5% berkaitan dengan harga pasar saham.. Ini merupakan bukti bahwa kualitas informasi akuntansi rendah. Akuntan-akuntan membebankan fee jasa audit dengan membanting harga, bukan karena persaingan ketat diantara akuntan-akuntan, melainkan karena kualitas informasi akuntansi yang rendah berkaitan dengan keputusan investasi. Kualitas informasi akuntansi rendah akan menyebabkan biaya modal tinggi. Biaya modal tinggi menyebabkan perekonomian tidak akan efisien.

Kualitas informasi akuntansi rendah karena atribut-atribut elemen aktiva, hutang, ekuitas dan R/L dan pengukuran yang digunakan mengukur atribut-atribut tersebut tidak relevan dan reliabel. Atribut-atribut dan pengukuran yang digunakan disebut dengan model akuntansi. Beberapa model akuntansi adalah Historical Cost, Net Realizable Value, Current Replacement Cost dan Present Value.

Tulisan ini mencoba mencari jawaban model akuntansi apa yang relevan dan reliabel (berkualitas). Ada 4 kelompok kriteria untuk menentukan model akuntansi relevan dan reliabel, yaitu: SFAC No. 2, Belkaoui, David Solomons dan Elliot & Jacobson.

Kriteria-kriteria menurut SFAC No. 2 menyebutkan bahwa kualitas informasi yang membedakan informasi bermanfaat dan kurang bermanfaat adalah relevan dan reliabel. SFAC No. 2 tidak memberikan definisi operasional tentang relevan dan reliabel. Ketiadaan definisi operasional tersebut mempersulit evaluasi model-model akuntansi. Kriteria-kriteria ini tidak dapat menyebutkan model akuntansi apa yang terbaik.

Kriteria-kriteria menurut Belkaoui lebih operasional sehingga dapat menentukan model akuntansi relevan dan reliabel. Model akuntasi Net Realizable Value menggunakan unit daya beli adalah relevan dan reliabel menurut Belkaoui dibandingkan model akuntansi lainnya. Sedangkan menurut David Solomons, model akuntansi Current Cost atau Current Cost Replacement menggunakan unit daya beli adalah relevan dan reliabel dibandingkan lainnya.

Kriteria terakhir berdasarkan Elliot dan Jacobson. Mereka mengatakan bahwa kita sekarang masuk era teknologi informasi. Oleh karena itu, model akuntansihendaknya memfokuskan pada sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi, data kebutuhan pelanggan, dan kemampuan inovasi yang semuanya mengandalkan tehnologi.

Pendahuluan

Sebagai pihak yang menghasilkan informasi keuangan, akuntan seharusnya bertanya pada diri sendiri tentang seberapa besar kontribusinya pada pihak-pihak yang berkepentingan berkaitan dengan pelaporan keuangan yang dihasilkan. Akuntan bersaing dengan konsultan, ahli-ahli keuangan, majalah-majalah keuangan dan lain-lain dalam menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bisnis. Menurut Lev, informasi earnings hanya memiliki pangsa pasar 2,5-5% berkaitan dengan harga pasar saham (Scott, hal. 136). Lev mengatakan bahwa rendahnya pangsa pasar earnings akibat kualitas dari earnings tersebut. Collin, Kothari, Shanken, dan Sloan menghadirkan bukti bahwa kualitas rendah karena earnings menggunakan historical cost (Scott, hal. 136).

Persaingan antar akuntan dalam memperebutkan klien berakibat pada persaingan dalam menurunkan harga berkaitan dengan jasa audit. Ini merupakan bukti bahwa jasa audit mulai turun peranannya berkaitan dengan risiko informasi yang dihadapi oleh investor, walaupun hasil audit menyatakan pendapat wajar tanpa syarat. Semakin besar risiko informasi semakin besar tingkat kembalian (return) yang diharapkan oleh investor. Hal ini berkaitan dengan rendahnya kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan.

Biaya modal (cost of capital) terdiri dari 3 elemen: tingkat suku bunga bebas risiko, premi risiko ekonomi dan premi risiko informasi. Risiko informasi adalah risiko ekonomi yang tidak dirasakan karena ketidaklengkapan, ketidakrelevanan, dan tidak reliabel-nya informasi. Apabila investor potensial kurang pasti terhadap risiko ekonomi, semakain besar premi risiko informasi yang dibebankan. Sebaliknya, semakin pasti terhadap risiko ekonomi semakin kecil premi risiko informasi dibebankan. Akibatnya, tinggi-rendahnya tingkat risiko informasi mempengaruhi besar kecilnya tingkat biaya modal. Sekarang ini, laporan-laporan keuangan berbasis biaya atau historical cost (model akuntansi biaya historis) tidak menyediakan seperangkat laporan-laporan keuangan relevan berkaitan dengan data spesifik mengenai perusahaan. Hal ini menyebabkan semakin tinggi tingkat risiko informasi. Tingkat risiko informasi yang tinggi menyebabkan tingkat biaya modal tinggi. Perekonomian tidak akan efisien dengan tingkat biaya modal yang tinggi.

Tujuan tulisan ini adalah untuk memilih model akuntansi tunggal di antara model-model yang diuji (Historical Cost (HC), Current Replacement Cost (CRC), Net Realizable Value (NRV) dan Present Value dari penerimaan-penerimaan bersih yang akan datang (PV)) yang dapat menyajikan informasi akuntansi berkualitas. Informasi berkualitas sesuai dengan kebutuhan investor dalam pengambilan keputusan bisnis.

Kita mengetahui bahwa selama ini laporan-laporan keuangan menggunakan dasar pengukuran yang berbeda untuk elemen-elemen laporan keuangan, misal: aktiva berupa mesin dan gedung mengunakan HC, hutang jangka panjang menggunakan PV, persediaan menggunakan HC atau NRV, dan lain-lain. Model akuntansi tunggal lebih memungkinkan pembandingan antar elemen-elemen laporan keuangan perusahaan sendiri agar dapat menilai kinerja perusahaan. Rasio-rasio keuangan akan lebih bermanfaat apabila angka-angka yang dibandingkan mengunakan dasar pengukuran yang sama. Di samping itu angka pada bottom line laporan-laporan keuangan memiliki arti. Angka tersebut merupakan hasil penambahan dan pengurangan berbagai macam elemen-elemen laporan-laporan keuangan dengan dasar pengukuran sama, misal: nilai total aktiva merupakan penjumlahan berbagai macam aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yang menggambarkan sumber daya tersedia pada perusahaan.

Penggunaan dasar pengukuran yang sama untuk laporan-laporan keuangan antar perusahaan juga memungkinkan pembandingan kinerja yang lebih bernilai antar perusahaan dari pada penggunaan dasar pengukuran berbeda yang digunakan selama ini. Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda antar perusahaan cenderung menyesatkan apabila tidak dilakukan penyesuaian. Penyesuaian ini bersifat subyektif antar pemakai laporan keuangan. Bagaimana andaikata pemakai laporan keuangan yang tidak memahami adanya penggunaan model akuntansi berbeda yang memiliki keunggulan dan kelemahan berbeda-beda pada laporan-laporan keuangan hendak menggunakan laporan-laporan keuangan? Nasihat yang diberikan oleh ahli-ahli keuangan akan berbeda-beda. Tentu saja hal ini akan menurunkan kualitas laporan-laporan keuangan .

MODEL AKUNTANSI

Pengukuran rugi-laba tergantung pada konsep pemeliharaan modal yang digunakan (Belkaoui, hal. 333). Macam-macam konsep pemeliharaan modal menerapkan cara-cara berbeda dalam mengukur elemen-elemen laporan keuangan. Kemudian keduanya, penentuan rugi-laba dan konsep pemeliharaan modal didefinisikan dalam syarat-syarat dasar penilaian aktiva yang digunakan. Dasar penilaian aktiva adalah metode pengukuran elemen-elemen laporan keuangan berdasarkan pada pemilihan keduanya yakni: atribut elemen-elemen yang diukur dan unit pengukuran yang digunakan dalam mengukur atribut tersebut yang disebut model akuntansi.

Belkaoui menyatakan ada empat atribut dari semua kelompok aktiva dan kewajiban yang diukur (Belkaoui, hal. 334), yakni: (1) historical cost (HC), (2) current entry price (contoh: replacement cost (RC)), (3) current exit price (contoh: net realizable value (NRV)) dan (4) capitalized atau present value of expected cash flows (PV). Sedangkan untuk unit pengukuran yang digunakan ada 2, yakni: (1) unit uang (units of money) dan unit daya beli (units of general purchasing power). Dengan mengkombinasikan atribut elemen-elemen yang diukur dan untuk pengukuran terdapat 8 macam kombinasi model akuntansi. Laporan-laporan keuangan akan disajikan menggunakan model akuntansi tersebut.

Kriteria-kriteria Untuk Mengevaluasi Model Akuntansi

Dalam tulisan ini akan mengevaluasi model akuntansi mana yang berkualitas. Evaluasi model akuntansi menggunakan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh FASB melalui SFAC No. 2, Belkaoui (Belkaoui, hal: 336-348) , David Solomons (Accounting Horizons, March 1995, hal: 42-51) dan Elliot & Jacobson (Journal of Accountancy, November 1991, hal: 54-58).

Kriteria-kriteria Untuk Mengevaluasi Model Akuntansi berdasarkan SFAC No. 2

Dengan mengidentifikasikan dan mendefinisikan kualitas yang membuat informasi bermanfaat, SFAC No. 2 mengembangkan sejumlah panduan untuk pembuatan pilihan akuntansi yang bermanfaat bagi FASB terutama dalam mengembangkan standar-standar akuntansi. Kualitas informasi yang membedakan informasi bermanfaat dan yang kurang bermanfaat adalah kualitas utama relevansi dan reliabilitas.

Agar supaya informasi relevan bagi investor, kreditor, dan pihak-pihak lainnya untuk investasi, kredit, dan keputusan-keputusan sejenis, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam keputusan dengan menolong pemakai untuk membentuk prediksi tentang hasil-hasil sebelumnya, sekarang dan masa yang akan datang atau menguatkan harapan yang benar. Sedangkan informasi dikatakan reliabel adalah kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi adalah layak bebas dari kesalahan dan bias dan representatif faithfullness apa yang laporan keuangan akui untuk mewakili.

Kriteria untuk menguji model akuntansi relevan dan relabel tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Model akuntansi menggunakan PV sangat relevan tetapi tidak reliabel. Model Akuntansi menggunakan HC kurang relevan tetapi reliabel. Sulit menemukan model akuntansi yang relevan dan reliabel, ada trade-off antara keduanya. Sejauh manakah trade-off atau berapa bobot masing-masing kriteria tersebut, sulit dijawab. Kriteria menurut SFAC No. 2 ini tidak memberikan definisi operasional. Tidaklah mengherankan dalam neraca dan standar akuntansi menggunakan model akuntansi campuran, ada HC, PV, NRV dan RC karena kriteria dalam menggunakan model akuntansi tidak jelas. Tentu saja penggunaan model akuntansi campuran ini mempersulit pemakai-pemakai dan pihak-pihak berkeinginan memakai laporan-laporan keuangan. Mereka mendapat kesulitan dalam menginterpretasikannnya. Relevansinyapun perlu ditanyakan, sebagai contoh: penggunaan HC. Hal ini mungkin akan membatalkan keinginan untuk menggunakan laporan-laporan keuangan.

Kriteria-kriteria Untuk Mengevaluasi Model Akuntansi Menurut Belkaoui

Belkaoui menyebut ada 4 kriteria untuk mengevaluasi model akuntansi: (1) kesalahan-kesalahan waktu (timing errors), (2) kesalahan unit pengukuran, (3) interpretasi, (4) relevansi. Meskipun secara teoritis dipertimbangkan model-model akuntansi terbaik, model PV tidak dimasukkan dalam perbandingan dan evaluasi karena dalam praktek sulit diterapkan. Pertama, model PV memerlukan estimasi penerimaan kas bersih dan kapan menerimanya serta pemilihan tingkat diskonto. Kedua, ketika diterapkan untuk penilaian aktiva-aktiva individual, model ini memerlukan alokasi secara sembarang atas estimasi penerimaan kas bersih yang akan datang, estimasi kapan menerimanya dan berapa tingkat diskonto yang layak.

Kesalahan-kesalahan waktu terjadi ketika perubahan-perubahan nilai berlangsung dalam periode yang diberikan, tetapi dipertanggungjawabkan dan dilaporkan pada periode lain. HC dan RC mengandung kesalahan-kesalahan waktu karena tidak mengakui keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, misal: persediaan akhir yang mengalami perubahaan harga. Kedua model akuntansi tersebut menggunakan matching principle, hanya mengakui keuntungan dan kerugian yang sudah direalisasi saja. NRV tidak menggunakan matching principle, sehingga keuntungan dan kerugian meliputi baik yang sudah direalisasi maupun belum.

Kesalahan-kesalahan unit pengukuran terjadi ketika laporan-laporan keuangan tidak mengekspresikan daya beli. Laporan-laporan keuangan yang menggunakan unit mata uang semuanya mengandung kesalahan-kesalahan unit pengukuran. Hanya laporan-laporan keuangan yang menggunakan unit daya beli tidak mengandung kesalahan unit pengukuran, karena menyesuaikan daya beli uang sebelumnya pada tanggal neraca.

Interpretasi mengandung pengertian bahwa hasil pernyataan-pernyataan seharusnya dipahami dalam syarat-syarat keduanya arti dan pemakaian. Ketika suatu atribut mengandung perhitungan aritmatika, interpretasi empirik atribut itu menghendaki if……then… . Dalam kaitannya dengan pengujian atribut, ada 3 interpretasi:(1) Jika model akuntansi mengukur atribut dalam unit uang, hasilnya diekspresikan dalam number of dollar (NOD), (2) Jika model akuntansi HC dalam unit daya beli, hasilnya tetap dinyatakan dalam NOD, (3) Jika model akuntansi mengukur RC dan NRV dalam unit daya beli, hasilnya diekspresikan dalam command of goods (COG).

Sterling mendefinisikan relevansi sebagai berikut (Belkaoui, hal. 338):

If a decision model specifies an attribute as an input or as a calculation, then that attribute is relevant to that decision model.

Oleh karena model-model keputusan tidak tersedia atau tidak ditetapkan dengan baik, relevansi memfokuskan pada apa yang harus diukur. COG mengekspresikan perubahan-perubahan dalam keduanya tingkat harga khusus dan umum, COG dipertimbangkan sebagai atribut relevan.

Net realizable value menggunakan unit daya beli memenuhi ke-4 kriteria pemilihan model akuntansi. Replacement Cost menggunakan unit daya beli gagal memenuhi kriteria timing errors karena menggunakan matching principles. Laba operasional akibat penggunaan matching principles tidak mengakui keuntungan atas persediaan yang belum dijual atau direalisasi. Model akuntansi HC dengan unit uang tidak memenuhi ke-4 kriteria tersebut. Sedangkan model akuntansi HC menggunakan unit daya beli hanya memenuhi kriteria bebas dari kesalahan unit pengukuran. Berdasarkan ke-4 kriteria tersebut tampak bahwa model akuntansi HC adalah paling lemah atau tidak berkualitas dibandingkan model akuntansi lainnya.

Kriteria pemilihan model akuntansi yang dikembangkan oleh Belkaoui lebih dapat dioperasionalkan dibandingkan SFAC No. 2. Metode-metode pengujian untuk ke-4 kriteria tersebut sangat jelas dibandingkan SFAC No. 2. Relevansi oleh Belkaoui artinya jelas dinyatakan dalam COG. Di samping itu relevansi diperkuat dengan unit daya beli dan penghindaran kesalahan-kesalahan karena waktu. Akan tetapi Belkaoui belum memasukkan kritria reliabel.

Pendekatan current exit value termasuk NRV diperkenalkan oleh Mac Neal dan dikembangkan oleh Chambers (1966), Sterling (1970) dan lain-lain. Di samping itu istilah NOD dan COG oleh Chambers diistilahkan dengan NOOD dan COOG. Dengan demikian kriteria-kriteria model akuntansi menurut Belkaoui sebagian berasal dari Chambers.

Kriteria Pemilihan Model Akuntansi Menurut David Solomons

David Solomons memperkenalkan 7 kriteria untuk pemilihan model akuntansi. Dia mengatakan bahwa pemenuhan 7 kriteria tersebut akan menjamin informasi

akuntansi yang dihasilkan lebih relevan dan reliabel. Kriteria-kriteria tersebut merupakan perluasan dari kriteria relevan dan reliabel.

Kriteria No.1, Neraca seharusnya menjadi laporan yang benar dan jujur mengenai kondisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca. Neraca seharusnya menunjukkan semua aktiva dan kewajiban, dan hanya aktiva dan kewajiban sesuai dengan definisi yang diterima dari seluruh syarat-syarat, yang memenuhi kriteria untuk pengakuan.

Kriteria ini tidak berkenaan dengan penilaian, tetapi hanya dengan elemen-elemen neraca. Biaya ditangguhkan dan kerugian-kerugian yang tidak memiliki manfaat ekonomi yang akan datang tidak termasuk dalam kriteria ini. goodwill dan non separable intangible asset tidak dimasukkan dalam neraca, karena mereka tidak menunjukkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Neraca tidak dimaksudkan dan tidak diharapkan untuk menunjukkan nilai dari kelangsungan usaha perusahaan.

Semua yang disebutkan di sini tentang kriteria pengakuan dalam neraca adalah item-item yang harus memiliki besaran yang dapat diukur dan dapat diuji, dengan kepastian yang layak. Brands dan trademarks dan beberapa pengeluaran penelitian dan pengembangan dapat dimasukkan dalam neraca, jika mereka separable dan jika mereka dapat dinilai dengan kepastian yang layak.

Kriteria No. 2, aktiva dan kewajiban yang diakui perusahaan seharusnya dimasukkan dalam neraca pada value to going concern pada tanggal neraca.

Istilah value to going concern digunakan di sini dalam arti harafiah meliputi apa yang perusahaan akan bayar untuk aktiva-aktivanya pada tanggal akuntansi jika perusahaan tidak memilikinya dan berapa banyak uang yang perusahaan dapat tambahkan dengan penambahan kewajiban sekarangnya.

Model akuntansi HC tidak memenuhi kriteria ini. HC hanya benar pada saat aktiva tersebut diperoleh, bukan nilai pada tanggal neraca. NRV kurang tepat dalam memenuhi kriteria ini, karena menyatakan nilai pada saat likuidasi bukan nilai going concern. Nilai going concern menunjukkan secara jelas value to the business atau deprival value sebagai basis penilaian tujuan-tujuan neraca. Deprival value tersebut adalah current cost atau jumlah yang dapat dipulihkan, yang mana lebih rendah.

Kriteria No. 3, laba atau rugi ditunjukkan dengan laporan rugi-laba untuk periode akuntansi seharusnya mewakili penambahan atau pengurangan dari real financial capital yang telah menambah perusahaan selama periode tersebut.

Ada kesepakatan bersama bahwa konsep laba berimplikasi tidak ada laba yang muncul sampai perusahaan telah memelihara modalnya. Kriteria ke-3 menetapkan pilihan tegas atas financial capitas dibandingkan physical capital. Pemilihan ini dikarenakan konsep physical capital tidak dapat dibuat operasional untuk tujuan-tujuan akuntansi.

Untuk tujuan-tujuan akuntansi HC tidak memenuhi kriteria ini, karena tidak mengakui laba atau rugi belum direalisasi dan tidak memenuhi daya beli uang.

NRV juga kurang memenuhi kriteria ini karena nilai NRV tidak mungkin sama dengan saat memperoleh. Kriteria ini konsisten dengan pemakaian deprival value, sepanjang laba bersih disesuaikan dengan perubahan-perubahan daya beli uang atas modal mula-mula.

Kriteria No. 4, pengukuran akuntansi seharusnya dibuat secara konsisten dan diperbandingkan dari tahun ke tahun.

Kriteria No. 5, jumlah yang ditambahkan seharusnya benar-benar dapat ditambahkan.

Kriteria No. 4 kembali memperkuat kebutuhan untuk penyesuaian daya beli uang. Informasi akuntansi tidak dapat diperbandingkan jika terdiri dari daya beli yang berbeda dari tahun ke tahun atau dalam satu periode. Demikian pula, hasil-hasil perusahaan berbeda tidak dapat dibandingkan jika menggunakan metode pengukuran tidak konsisten. Ini adalah aspek lain berkaitan dengan model akuntansi HC, misal: penggunaan metode penyusutan berbeda, metode penilaian persediaan berbeda, penggunaan metode pembebanan biaya eksplorasi untuk perusaahaan minyak dan gas yang berbeda, dan lain-lain.

Aturan penambahan (kriteria no. 5) tidak dapat diterapkan ketika metode cost or market, whichever lower menetapkan historical cost atau current value ditambahkan secara bersama-sama. Penggunaan model-model akuntansi yang berbeda dalam laporan-laporan keuangan, di mana basis penilaian berbeda digunakan untuk kelompok-kelompok pada aktiva tidak memenuhi kriteria no. 5.

Penggunaan deprival value bagi elemen-elemen neraca menjamin konsistensi, dapat diperbandingkan dan dapat ditambahkan. Deprival value kadang-kadang menggunakan current cost dan sering pula menggunakan recoverable amount, mana yang terendah (recoverable amount didefinisikan sebagai jumlah yang lebih tinggi antara NRV atau PV), tetapi mereka semua dapat dijumlahkan karena dalam semua kasus mereka mewakili value to going concern.

Kriteria No. 6, semua informasi diberikan oleh laporan-laporan keuangan seharusnya dapat diuji.

Kriteria No. 7, semua informasi diberikan oleh laporan-laporan keuangan seharusnya memiliki nilai melebihi pengorbanannya.

Berlawanan pada apa yang sering dinyatakan, daya uji adalah kekuatan besar dari value to business karena deprival value mendasarkan pada harga pasar, kecuali di mana suatu aktiva tidak bernilai pengganti. Current cost atau NRV adalah harga pasar sekarang, ditentukan pada saat tanggal transaksi pasar sesungguhnya. Nilai tersebut mewakili dari kenyataan ekonomi lebih baik daripada alokasi-alokasi HC.

Kriteria biaya manfaat sulit dalam pengaplikasiannya karena bersifat subyektif. Biaya-biaya untuk mengadakan informasi lebih nyata dibandingkan biaya-biaya untuk mempelajari dan menganalisa informasi, yang keduanya harus dipertimbangkan. Sedangkan untuk mengukur manfaat yang diberikan oleh informasi adalah sulit.

Kriteria nomor 1 dan nomor 2 mendasarkan konsep dari SFAC No. 5 dan SFAC No. 6 dengan memperkenalkan net separable asset dan value to going concern. Kriteria nomor 3 merupakan campuran dari financial capital maintenance dan physical capital maintenance (SFAC No. 5 paragraf 45-48). Kriteria No. 3 menggunakan konsep financial capital, perubahan daya beli seharusnya dimasukkan sebagai laba sesuai dengan konsep SFAC terebut, tetapi kriteria nomor 3 memasukkannya sebagai penyesuai modal. Kriteria Nomor 4 menggunakan dasar SFAC No. 2 berkaitan dengan konsistensi dan daya banding dan menambahkan variabel daya beli agar dapat diperbandingkan. Sedangkan Kriteria Nomor 5 merupakan hal baru, tidak ada dalam SFAC-SFAC. Untuk Kriteria Nomor 6 dan 7 menggunakan dasar pada SFAC No. 2, namun menyatakan bahwa HC hanya berdaya uji pada saat pemilikan, setelah adanya penyusutan tidak berdaya uji.

Kriteria-kriteria tersebut sama dengan kriteria-kriteria Belkaoui dapat dioperasionalkan. Walaupun kriteria-kriteria oleh David Solomons lebih lengkap dibandingkan kriteria-kriteria dari SFAC No. 2 dan kriteria-kriteria dari Belkaoui, tidak semua kriteria yang dibuat oleh David Solomons baru, yang baru hanya kriteria additive. Kriteria lainnya sudah ada pada SFAC-SFAC dengan memberikan perluasan atau penekanan yang berbeda.

Berdasarkan 7 kriteria yang ditetapkan David Solomons, HC tidak memenuhi satu kriteriapun dari 7 kriteria yang ada. Model akuntansi yang memenuhi 7 kriteria tersebut adalah Current Cost menggunakan daya beli (purchasing power). Andaikata nilai current cost tidak tersedia, dapat menggunakan NRZ atau PV. Pemakaian NRZ atau PV tidak menghilangkan sifat additive, berbeda dengan penggunaan HC yang tidak mungkin menggunakan sifat additive.

Berdasarkan Kriteria No. 3 memilih pendekatan neraca dalam mengakui rugi-laba dibandingkan pendekatan matching principle. Alasannya jelas bahwa pendekatan matching principle memungkinkan pengakuan elemen-elemen neraca yang tidak mempunyai manfaat ekonomis, contoh: biaya ditangguhkan dan hutang ditangguhkan. Pendekatan matching principle menghendaki penggunaan alokasi biaya penyusutan. Pengakuan elemen-elemen neraca yang ditangguhkan dan alokasi biaya penyusutan memungkinkan terjadinya income smoothing.

Kriteria Nomor 6 menekankan laporan keuangan yang berdaya uji. Sebelumnya, model akuntansi HC dianggap paling reliabel atau berdaya uji. Berdasarkan kriteria ini, HC hanya reliabel pada saat aktiva pertama dimiliki. Aktiva yang pernah didepresiasi tidak reliabel, karena penyusutan bersifat subyektif bagi manajemen.

. Penelitian oleh Lawrence D dan kawan-kawan, 1994 untuk menguji reliability menggunakan SFAS 33 dengan meniadakan teknologi membuktikan bahwa current cost disclosure menyediakan bukti reliabel terhadap harga pasar properti, pabrik dan peralatan-peralatan dengan representational faithfulness sesuai SFAC 2. Akan tetapi pengujian reliability menggunakan data ASR 190 membuktikan current cost tidak reliabel mewakili harga pasar karena pengaruh teknologi. Penelitian tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Swanson dan Shriver (1987) bahwa aplikasi current cost dan replacement cost gagal menyesuaikan kecukupan pengaruh teknologi. Pendekatan current replacement cost dipopulerkan oleh Edwards dan Bell (Lawrence D d

an kawan-kawan, 1994).

Kriteria Pemilihan Model Akuntansi Menurut Elliot dan Jacobson

Model akuntansi sekarang ini, HC berbasis pada kos melayani dengan baik era industri, tetapi tidak cukup melayani perusahaan-perusahaan era teknologi informasi (Robert K.Elliot. dan Peter D.Jacobson, 1991). Mereka menjelaskan bahwa ada 3 penciptaan kesejahteraan, secara berurutan: era pertanian, era industri dan era teknologi informasi. Kita sekarang memasuki era informasi, tetapi masih menggunakan model akuntansi era industri (model akuntansi HC).

Dalam era teknologi informasi menuntut perusahaan menjadi lebih kompetitif dengan: (1) mendekatkan diri pada pelanggan, (2) memperbaiki kualitas barang-barang dan jasa yang ditawarkan, (3) menyediakan macam-macam produk yang ditawarkan, (4) memotong waktu pendisainan produk dan waktu siklus produksi, (5) efisiensi dan operasi sebagai perusahaan global sesungguhnya.

Pada era industri manajer beroperasi dalam kesatuan hirarki, secara khusus memisahkan fungsi produksi, keuangan, pemasaran, akuntansi dan personalia. Manajer era industri cenderung menghendaki pengoptimalan produk-produk yang diproses perusahaan dan menggunakan sistem pengendalian untuk menekan penyimpangan produksi.

Pada era informasi, perusahaan mencoba mengorganisasi sebagai network. Manajer memfokuskan pada sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi, data kebutuhan-kebutuhan pelanggan, dan kemampuan inovasi yang kesemuanya itu mengandalkan bantuan teknologi. Era informasi sudah tidak lagi memfokuskan pada, misalnya; bahan mentah, produk jadi, pabrik, peralatan dan lain-lain. Kenyataannya, laporan-laporan keuangan belum dapat memberikan informasi mengenai fokus manajer tersebut.

Pada era teknologi informasi apabila akuntan gagal memasukkan informasi dalam laporan keuangan berkaitan dengan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi, kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan kemampuan inovasi, akuntan akan kehilangan peranannya sebagai bahasa bisnis (Robert K. Elliot dan Peter D. Jacobson, 1991). Literatur-literatur bisnis dan manajemen modern telah mengambil tempat di samping akuntansi.

PENUTUP

Pemilihan model akuntansi tunggal sangat sulit. Sampai saat ini belum ada model akuntansi yang relevan dan reliabel berdasarkan kriteria-kriteria di atas karena substansi yang akan dilaporkan memiliki karakteristik-karakteristik yang tidak mungkin menggunakan model akuntansi tunggal. Demikian pula apabila menggunakan pendekatan Elliot dan Jacobson yang lebih sesuai dengan tuntukan era sekarang jauh lebih sulit. Model Akuntansi yang dikemukakan oleh Elliot dan Jacobson belum menjelaskan cara pengukurannya dan tampaknya sulit dibuat cara pengukurannya. Kita harus cukup puas dengan model akuntansi campuran yang digunakan saat ini.

Akhirnya, laporan-laporan keuangan hanya merupakan konsumsi orang-orang terbatas dengan tingkat pengetahuan akuntansi tertentu. Usaha-usaha memasyarakatkan informasi akuntansi dihadapkan kendala manfaat informasi tersebut akibat pemakaian model-model akuntansi yang bermacam-macam dan belum memungkinkan penggunaan model akuntansi menurut Elliot dan Jacobson.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANAN KATALIS K3-xHxPW12O40 PADA KATALISIS SELEKTIF SINTESIS METILAMINA DARI METANOL DAN AMONIAK

GENERAL LEAST SQUARE

Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi