JURNAL BISNIS DAN EKONOMI, MARET 02

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KEUANGAN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN : STUDI KASUS MISCELLANEOUS INDUSTRY DI BURSA EFEK JAKARTA ( BEJ )

Oleh : Widhy Setyowati.

STIE Stikubank Semarang

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the ability of financial information contens( assets, liability, equity, net sales, and net income) in predicting the abnormal stock return of miscellaneous industry groups whose shares are actively traded in Bursa Efek Jakarta ( BEJ ). Sampling method used is purposive random sampling with category of companies whose shares are always actively traded ( March 1999 to March 2001) at BEJ and always issue quarterly report ( interim during the period of study ). The number of samples acquired by those categories is 43 company stocks. Secondary data is acquired from JSX Statistic from several publications ( 1988-2001 ). The analysis technique that is used is OLS technique with multiple regression based on cross-section data and t-test and F-test hypothesis test with the level of significance of 5 % ( รก = 0,05 ).

The results of hypothesis tests showed that during the period of study, 1998-2001, there were five independent variables ( assets, liability, equity, net sales and income ) were proved not significant, partially as well as simultaneously, in predicting the abnormal stock return of miscellaneous industry groups at the level of 5 % . However, it was partially found that the equity was able to predict the abnormal stock return partially at the level less than 10 % ( 0,0095 ).

The shortage of this research is that the number of samples used only limited to miscellaneous industry groups with a very short annual study period ( 1998-2001 ). Therefore, it is necessary to carry out the time series analysis of all stocks that are actively traded at BEJ. It is also suggested to extent the research by consideing other fundamental variables such as financial ratios including ratios of liquidity, leverage, activity and profitability as well as market ratio.

Keywords: assets, liabilities, equity, net sales, net income and abnormal return

I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Keputusan investasi di pasar modal memerlukan berbagai macam informasi termasuk didalamnya informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan dan informasi lainnya yang bersifat teknikal. Informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan.

Informasi dari laporan keuangan yang lazim digunakan untuk memprediksi harga atau return saham berupa laporan neraca dan laba rugi yang tercermin dalam informasi asset, liability, equity, sales dan net income yang dipublikasikan oleh JSX-Statistic.

Beberapa bukti empiris tentang hubungan atau pengaruh informasi keuangan terhadap prediksi kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu (Triyono & Jogiyanto HM, 2000; Parawiyati dkk. 2000; Parawiyati & Zaki Baridwan, 1998).

Beberapa bukti empiris lainnya yang menghubungkan informasi laporan keuangan dengan harga atau return saham, pada umumnya dibuktikan melalui rasio-rasio keuangan (Harries Hidayat & Hekinus Manao, 2000; Syahib Natarsyah, 2000).

Sementara bukti empiris yang menggunakan informasi keuangan dikaitkan dengan harga atau return saham dilakukan oleh Nur Fadjrih Asyik (1999) meneliti tentang "tambahan kandungan informasi rasio arus kas", menunjukkan bahwa dalam jangka pendek (periode pengamatan 1995, 1996, dan 1997) laba bersih lebih bermanfaat dalam memprediksi return investasi, karena komponen accrual laba kurang menggumpal (lumpy) sehingga penggunaan arus kas menyulitkan dan memerlukan waktu untuk mengeluarkan komponen akrual.

Wiwik Utami dan Suharmadi (1998) meneliti tentang "pengaruh informasi penghasilan perusahaan terhadap harga saham di BEJ", menunjukkan bukti bahwa informasi penghasilan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan (a = 0,05) terhadap harga saham di BEJ. Lebih jauh, Wiwik Utami & Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa semakin besar tingkat penghasilan semakin optimis investor terhadap return saham. Walaupun harga saham dipengaruhi oleh faktor psikologis atau sentimen pasar, hasil penelitian tersebut memberikan bukti bahwa faktor fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan investor.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Gunawan dan Bandi (2000), meneliti tentang "analisis kandungan informasi laporan arus kas" dengan periode pengamatan 1995 s/d 1998. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya variabel arus kas bad news dan laba good news signifikan berhubungan dengan harga saham untuk periode sebelum krisis; pada awal periode krisis tidak satupun variabel signifikan dengan harga saham dan selama periode krisis moneter variabel yang signifikan dengan harga saham adalah total arus kas, arus kas good news, total laba, laba good news, dan laba bad news.

Sementara itu, bukti empiris yang menghubungkan antara informasi keuangan lainnya seperti assets, liability, equity, sales dan net income (dalam laporan neraca dan laba-rugi) dengan harga atau return saham belum ada hasil penelitian yang mendukung.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Joko Prasetyo (2000) meneliti tentang "transfer informasi intra-industri atas pengumuman laba", menunjukkan bahwa laba suatu perusahaan direaksi oleh investor pada perusahaan lain dalam sub-sektor yang sama dengan menginterpretasi dan menganalisa dampak informasi tersebut pada perusahaan lain. Lebih jauh, Tri Joko Prasetyo (2000) juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) mempengaruhi kekuatan transfer informasi intra industri yaitu perusahaan besar return tidak normalnya (abnormal return) juga besar dan perusahaan kecil tingkat return tidak normalnya (abnormal return) juga kecil.

Berdasar hasil-hasil penelitian tersebut belum ada bukti empiris yang menghubungkan antara kandungan informasi keuangan dalam neraca (assets, liability, dan equity) dan informasi keuangan dalam laba-rugi (sales dan net income) dengan harga atau return saham. Oleh karenanya perlu dilakukan perluasan penelitian yang menghubungkan variabel-variabel dalam kandungan informasi keuangan dengan return saham (terutama abnormal return).

1.2. Perumusan Masalah.

Kinerja perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan bermanfaat bagi para pengambil keputusan, terutama para pemilik dan calon investor yang menanamkan dananya di perusahaan publik. Beberapa pos (items) laporan keuangan (neraca dan laba-rugi) antara lain total asset, liability, equity, sales dan net income merupakan kinerja keuangan perusahaan diduga berpengaruh terhadap harga atau return saham.

Beberapa pos tersebut dipublikasikan oleh JSX-statistic secara bulanan (JSX Monthly Statistic) yang menyajikan informasi keuangan secara triwulanan (laporan keuangan interim) adalah kelima pos tersebut. Namun, dari hasil penelitian terdahulu informasi keuangan tersebut belum dibuktikan adanya hubungan atau pengaruh terhadap return saham. Oleh karenanya perlu dilakukan perluasan penelitian tentang analisis pengaruh kandungan informasi keuangan terhadap return saham.

Berdasar uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

( 1 ) Bagaimanakah pengaruh informasi keuangan (assets, liability, equity, sales dan net income) terhadap abnormal return saham baik secara parsial maupun bersama-sama (simultan) pada kelompok Miscellaneous Industry di Bursa Efek Jakarta?

( 2 ) Informasi keuangan manakah yang dominan mempengaruhi abnormal return saham Miscellaneous Industry di BEJ?

1. 3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

( 1 ) Menganalisis pengaruh informasi keuangan (assets, liability, equity, sales dan net income) terhadap abnormal return saham Miscellaneous Industry di BEJ?

( 2 ) Menganalisis informasi keuangan manakah yang dominan mempengaruhi abnormal return saham Miscellaneous Industry di BEJ?

    1. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

( 1 ) Bagi masyarakat dapat digunakan untuk mengamati kinerja perusahaan yang didasarkan pada informasi laporan keuangan dan harga saham yang dipublikasikan melalui JSX Statistik.

( 2 ) Bagi calon investor dapat melakukan analisis saham yang akan diperjual-belikan di pasar modal melalui analisis kandungan informasi keuangan yang mempengaruhi harga atau return saham, sehingga investor dapat melakukan portofolio investasinya secara bijaksana.

( 3) Bagi para peneliti terdahulu dapat digunakan untuk melihat konsistensi hasil penelitiannya sehingga bermanfaat sebagai pembanding hasil-hasil-hasil penelitian sejenis.

( 4 ) Bagi penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan kandungan informasi keuangan yang dikaitkan dengan abnormal return saham.

    1. Metode Penelitian

      1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Jakarta Stock Exchange (JSX) Statistic, terutama Table Trading dan Financial Ratios secara triwulanan sejak triwulan 1 – 1998 s/d triwulan 1 – 2 001.

      1. Prosedur Penentuan Sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan kelompok aneka industri (miscellaneous industry) yang terdaftar di BEJ sejak 1998-2001. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel penuh (full sample) dengan kategori saham-saham yang selalu terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEJ serta selalu menyajikan informasi keuangan (laporan interim) selama periode pengamatan.

      1. Prosedur Pengumpulan Data.

Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumenter dari Jakarta Stock Exchange Statistics terutama data pada akhir triwulan 1 – 1998 s/d triwulan 1 – 2001. Dengan demikian data yang digunakan adalah laporan keuangan interim sejak triwulan 1 – 1998 sampai dengan triwulan 4 – 2000 untuk data informasi keuangan. Sedangkan data abnormal return didasarkan pada indeks harga saham individual yang dipublikasikan sejak triwulan 1 – 1998 s/d triwulan 1 – 2001. Hal ini didasarkan pada konsep perhitungan return yang merupakan selisih antara harga saham periode sekarang terhadap harga saham periode sebelumnya.

      1. Teknik Analisis.

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel penentu (independen variabel) terhadap abnormal return saham dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS) dengan model dasar sebagai berikut:

Rs = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e;

dimana:

Rs: Abnormal Return saham;

X1: Total Asstes,

X2: Total Liability,

X3: Equity,

X4: Net Sales,

X5: Net Income, dan

e: variabel residual.

Besarnya konstanta tercermin dalam "a", dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variable independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3, b4 dan b5. Ke-lima variabel bebas tersebut merupakan kandungan informasi keuangan; sedangkan variabel dependennya adalah abnormal return saham.

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas dan autokorelasi.

      1. Pengujian Hipotesis.

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara melakukan uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) baik secara parsial maupun secara bersama-sama dilakukan dengan uji statistik t (t-test) dan uji F (F-test). Disamping itu untuk menguji dominasi variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) dilakukan dengan melihat pada koefisien beta standar.

II. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

    1. Telaah Pustaka

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 (09) dinyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, lembaga pemerintah dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.

Bagi investor membutuhkan informasi keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, menjual investasi tersebut. Para pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Sementara bagi masyarakat, informasi keuangan membantu memberikan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Tujuan laporan keuangan antara lain menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung-jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; seperti keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca, dengan demikian kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus.

Dalam PSAK No. 3 (49) ditegaskan bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dan peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Sedangkan ekuitas merupakan hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

Masing-masing unsur laporan keuangan dan pengaruhnya terhadap harga atau return saham dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Hubungan aktiva (assets) dengan harga atau return saham.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan.

Perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk memproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan pelanggan, sehubungan dengan barang atau jasa tersebut dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan, pelanggan bersedia membayar sehingga memberikan sumbangan kepada arus kas perusahaan. Kas sendiri memberikan jasa kepada perusahaan karena kekuasaannya terhadap sumberdaya yang lain.

Semakin besar aktiva menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas operasionalnya sehingga kinerja perusahaan semakin baik. Dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka harga saham perusahaan di pasar modal cenderung meningkat, dan hal ini berdampak pada meningkatnya return saham. Dengan demikian assets berpengaruh positif terhadap return saham.

  1. Hubungan kewajiban (liability) dengan harga atau return saham

Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) yang dinyatakan dalam PSAK No. 3 (60) bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban merupakan suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dan kontrak mengikat atau peraturan perundangan. Kewajiban juga timbul dari praktek bisnis yang lazim, kebiasaan dan keinginan untuk memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil.

Semakin besar kewajiban menujukkan semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak luar baik yang berupa pokok maupun bunga pinjaman. Jika beban perusahaan semakin berat maka kinerja perusahaan semakin memburuk dan hal ini berdampak pada penurunan harga saham di pasar modal. Dengan menurunnya harga saham perusahaan tersebut di pasar modal maka return saham juga menurun. Dengan demikian kewajiban berhubungan atau berpengaruh negatif terhadap harga atau return saham.

  1. Hubungan ekuitas (equity) dengan harga atau return saham.

Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Biasanya hanya karena faktor kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value) dan saham perusahaan atau jumlah yang dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan baik satu per satu (liquidating value) atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan usaha (going concern value).

Semakin besar ekuitas menunjukkan kemampuan internal perusahaan dalam aktivitas operasionalnya semakin meningkat. Dengan meningkatnya kemampuan internal dalam membaiayai aktivitas operasionalnya maka kondisi internal permodalan perusahaan semakin kuat dan membaik. Hal ini berdampak pada semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi internal permodalan perusahaan maka harga saham di pasar modal cenderung meningkat. Dengan demikian ekuitas berhubungan positif dengan harga atau return saham.

  1. Hubungan penjualan (sales) dengan harga atau return saham.

Sesuai dengan konsep pendapatan bahwa penjualan (sales) merupakan pendapatan yang diakui perusahaan dimana perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Perusahaan juga tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual dan pendapatan dari hasil penjualan tersebut dapat diukur dengan andal (satuan uang). Demikian pula biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan dari hasil penjualan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada perusahaan. Namun bila suatu ketidakpastian timbul mengenai kolektibiltas suatu jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih atau jumlah yang pemulihannya (recovery) tidak lagi besar kemungkinannya diakui sebagi beban.

Jika penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan mengalami peningkatan dari satu periode ke periode berikutnya maka hal ini menunjukkan kinerja penjualan perusahaan semakin meningkat. Hal ini berdampak positif terhadap para pemegang saham dalam memprediksi kemungkinan tingkat kembalian (return) yang semakin besar.

  1. Hubungan net income dengan harga atau return saham.

Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty dan sewa. Sementara beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap.

Semakin besar net income menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam aktivitas operasionalnya sehingga kinerja keuangan perusahaan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan maka hal ini berdampak positif terhadap harga atau return saham.

Sementara, konsep return terdapat banyak konsep sebagaimana Jogiyanto, H.M. (1998) membedakan konsep return menjadi dua kelompok yaitu return tunggal dan return portofolio. Return tunggal merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) di masa datang. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 1998: hal. 85). Expected return dihitung dengan rumusan sebagai berikut: ER = a + b Rmt dimana ER merupakan expected return, a + b masing-masing sebagai intercept dan beta dari hasil regresi pada periode estimasi dan Rmt merupakan return pasar (market return). Return realiasi diukur dari (Pt – Pt-1) / Pt-1; dimana Pt adalah harga saham individual pada periode t. Sedangkan return ekspektasi diukur dari jumlah return yang diharapkan di masa datang.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return yaitu selisih antara return realisasi dengan return yang diharapkan (expected return). Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/ loss yang juga sering disebut actual return. Besarnya actual return dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

(Pt – Pt-1)

Actual Return = ¾¾¾¾

Pt-1

………………………… (1)

dimana Pt adalah harga saham individual pada periode saat ini (t); dan Pt-1 adalah harga saham pada periode sebelumnya (t-1). Dalam penelitian ini harga saham tercermin dalam indeks harga saham individual (IHS); sehingga konsep perhitungan actual return selanjutnya dapat diformulasikan sebagai berikut:

(IHSt – IHSt-1)

Actual Return = ¾¾¾¾¾¾

IHSt-1

………………………... (2)

dimana IHSt adalah indeks harga saham individual pada periode saat ini(t);dan IHSt-1adalah indeks hargasaham pada periode sebelumnya (t-1).

Sedangkan return yang diharapkan (expected return) dihitung dengan formula sebagai berikut:

ER = a + b Rmt

………………………... (3)

ER merupakan return yang diharapkan (expected return), a dan b masing-masing sebagai intercept dan beta dari hasil regresi pada periode estimasi dan Rmt merupakan return pasar (market return). Return pasar dihitung berdasar data indeks sektoral (miscellaneous industry) pada setiap akhir triwulan.

Sesuai dengan konsep abnormal return yang dihitung dari selisih antara actual return dengan expected return, maka formula perhitungan abnormal return sebagai berikut:

Abnormal Return = Act.R – (a + b Rmt)

………………... (4)

dinama Act.R merupakan actual return dan (a + b Rmt) merupakan expected return.

    1. Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan informasi akuntansi terhadap harga atau return saham masih sangat terbatas. Beberapa hasil penelitian tentang pengaruh informasi akuntansi terhadap harga atau return saham dapat disajikan pada tabel 1. Berdasar tabel 1 tersebut nampak bahwa beberapa bukti empiris menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan beberapa peneliti menunjukkan hasil yang konsisten. Beberapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya; dan perbedaan antara bukti empiris dengan teori yang mendasarinya.

Tabel 1:

Hubungan Faktor Fundamental dan Return Saham

Informasi Akuntansi

Peneliti

Hasil Temuan

Konsistensi Hasil Penelitian

  1. Laba, piutang, sediaan, biaya operasional, dan NPM

  1. Laba dan Arus Kas

  1. Penghasilan

4. Laba tahunan, dan DER

Parawiyati dkk. (2000)

Nur Fajrih Asyik (1999)

Wiwik Utami & Suharmadi (1998)

Harries Hidayat & Hekinus Manao (2000)

Informasi keuangan signifikan berhubungan dengan prediksi pertumbuhan laba dan arus kas periode satu tahun

Laba bersih signifikan berpengaruh terhadap return saham

Informasi penghasilan berpengaruh positif terhadap harga saham

Laba tahunan dan harga saham tidak dipengaruhi oleh DER

Belum dilakukan penelitian yang dikaitkan dengan return saham

Konsisten dengan Wiwik Utami & Suharmadi (1998)

Konsisten dengan Nur Fajrih Asyik (1999)

Belum dilakukan penelitian yang dikaitkan dengan abnormal return

Sumber: Hasil-hasil penelitian yang diolah

2.3. Pengembangan Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasar teori dan hasil-hasil penelitian tersebut maka beberapa informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham antara lain total assets, total liability, total equity, sales, dan net income.

Atas dasar analisis kandungan informasi keuangan tersebut maka pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap return saham dapat digambarkan dalam model paradigma seperti ditunjukkan dalam gambar 1.

Berdasar gambar 1 tersebut dapat diidentifikasi bahwa variabel independen terdiri dari Total assets (X1), Total liability (X2), Equity (X3), Sales (X4) dan Net income (X5); serta variable dependennya Abnormal Return saham (Y). Dengan memasukkan model secara bersama-sama (5 variabel independen) maka juga dapat diketahui kandungan informasi keuangan yang dominan berpengaruh terhadap return saham.

Gambar 1:

Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan terhadap

Return Saham

Assets

Liability

Abnormal Return

Equity

Sales

Net Income

Pengaruh dari masing-masing kandungan informasi keuangan terhadap return saham dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

  1. Pengaruh Total Assets terhadap Abnormal Return Saham

Berdasar kerangka pemikiran teoritis pada gambar 1 tersebut, maka total assets merupakan salah satu kandungan informasi keuangan yang berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin besar total assets maka kemampuan perusahaan semakin baik sehingga harga saham perusahaan tersebut semakin meningkat.

  1. Pengaruh Total Liability terhadap Abnormal Return Saham

Berdasar telaah pustaka dinyatakan bahwa total liability yang semakin meningkat menunjukkan beban keuangan perusahaan semakin besar sehingga harga saham tersebut di pasar modal semakin menurun. Dengan menurunnya harga saham, maka return saham perusahaan menurun pula. Berdasar kerangka teori tersebut maka ROE berpengaruh negatif terhadap return saham.

  1. Pengaruh Equity terhadap Abnormal Return Saham

Equity merupakan kekayaan bersih perusahaan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam beroperasi dengan kekuatan modal sendiri. Jika equity semakin meningkat maka kondisi perusahaan tersebut semakin baik. Kondisi ini akan membawa dampak terhadap meningkatnya harga saham di pasar modal. Dengan meningkatnya harga saham, maka return saham perusahaan tersebut juga semakin meningkat. Berdasar kerangka teori tersebut, maka equity mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.

  1. Pengaruh Net Sales terhadap Abnormal Return Saham

Net Sales merupakan total hasil penjualan setelah dikurangi dengan beban dan potongan serta retur yang berhubungan dengan penjulan. Net sales menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan efektifitas keuangan dan pangsa pasar perusahaan.

Apabila net Sales semakin meningkat maka kinerja perusahaan semakin membaik dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham perusahaan tersebut di pasar modal juga semakin meningkat. Dengan demikian net sales mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.

  1. Pengaruh Net Income terhadap Abnormal Return Saham

Net income merupakan laba bersih sesudah pajak yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan. Apabila net income semakin meningkat maka kinerja perusahaan semakin membaik dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham perusahaan tersebut di pasar modal juga semakin meningkat. Dengan demikian net income mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.

2.4. Hipotesis.

Berdasar kerangka pemikiran teoritis yang digambarkan pada gambar 1 dan penjelasan dari masing-masing kandungan informasi keuangan yang mempengaruhi return saham, maka dapat diajukan 6 (enam) hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1:Total assets berpengaruh positif terhadap abnormal return saham.

Hipotesis 2:Total liability berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham.

Hipotesis 3: Equity berpengaruh positif terhadap abnormal return saham.

Hipotesis 4: Net sales berpengaruh positif terhadap abnormal return saham.

Hipotesis 5: Net income berpengaruh positif terhadap abnormal return saham.

Hipotesis 6:Kandungan informasi keuangan (assets, liability, equity, net sales dan net income) secara bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap abnormal return saham.

III. ANALISIS DAN HASIL

    1. Jumlah Sampel Terpilih

Berdasar Financial Data & Ratio yang diperoleh dari Monthly Statistic sejak triwulan 1 – 1998 sampai dengan triwulan 4 – 2000 diperoleh jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada aneka industri (miscellaneous industry) berjumlah 48 perusahaan. Berdasarkan Table Trading diperoleh data indeks harga saham sejak triwulan 1 – 1998 sampai dengan triwulan 1 – 2001.

Dari 48 perusahaan tersebut ternyata perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan interim per triwulan dan sahamnya selalu aktif diperdagangkan di BEJ sejumlah 43 perusahaan. Sehingga terdapat 5 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria tersebut yaitu Fortune Mate Indonesia dan Surya Intrindo Makmur. Kedua perusahaan tersebut termasuk sub-kelompok Footware (sepatu) dan satu perusahaan dari sub-kelompok Textile & Garment yaitu Super Mitory Utama. Disamping itu dari sub-kelompok Kabel terdapat satu perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel yaitu Sumi Indo Kabel. Sementara dari sub-kelompok elektronik juga satu perusahaan tidak memenuhi kriteria yaitu Waniaindah Busana.

Dengan demikian proporsi sampel terhadap populasinya sebesar ± 90% (43 dari 48 perusahaan) dengan perincian 2 perusahaan mesin dan peralatan berat, 12 perusahaan otomotif dan komponenya, 19 perusahaan tekstil dan garmen, 3 perusahaan sepatu, 5 perusahaan kabel, 1 perusahaan elektronik dan 1 perusahaan lainnya.

    1. Data Variabel Penelitian

Variabel dependen didasarkan pada data indeks harga saham diperoleh berdasar publikasi setiap akhir triwulan sejak triwulan 1 – 1998 sampai dengan triwulan 1 – 2001 sebagai dasar untuk menghitung actual return dari masing-masing perusahaan selama periode pengamatan. Berdasar perhitungan actual return kemudian di-regres untuk menghitung expected return. Dari hasil perhitungan actual return dan expected return selanjutnya dihitung abnormal return yang merupakan variabel dependen.

Sedangkan untuk variabel independen terdiri dari assets, liability, equity, sales dan net income yang dihitung secara rata-rata triwulanan dari tiap-tiap perusahaan sampel.

3.3. Analisis Data

3.3.1. Pengujian Asumsi Klasik.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat rasio skewness dari masing-masing perusahaan selama periode pengamatan 1998, 1999, dan 2000 untuk data informasi keuangan (Assets, Liability, Equity, Sales dan Net Income). Sedangkan pengujian normalitas data untuk abnormal return saham individual dilakukan terhadap data hasil perhitungan abnormal return saham pada periode 1998 – 2001 secara triwulanan. Hasil perhitungan frequencies statistics disajikan pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari ke-enam variabel ternyata tidak satupun variabel yang berdistribusi normal, karena rasio skewnessnya lebih besar dari 2,00.

Oleh karenanya perlu dilakukan berbagai teknik transform dan melihat z-score-nya. Berdasar hasil dari berbagai teknik transform yang digunakan yaitu transform dalam bentuk square, inverse, akar dan LN menunjukkan bahwa data dari ke-enam variabel tersebut juga menunjukkan data yang berdistribusi tidak normal. Transform dalam bentuk LN menunjukkan hasil yang terbaik disbanding transform dalam bentuk lain, dimana ada tiga variabel yang datanya berdistribusi normal yaitu equity, net income dan sales; sedangkan tiga variabel lainnya (assets, liability dan abnormal return) tetap tidak normal. Namun dari hasil transform LN tersebut menunjukkan data yang valid sejumlah 12 perusahaan dari 43 sampel, sehingga terdapat 31 perusahaan yang missing seperti ditunjukkan pada tabel 2. Dari 43 sampel yang dipilih tersebut ternyata masih terdapat 6 perusahaan yang distribusi datanya tidak normal yang dilihat dari nilai Z-scorenya berada diluar ± 1,96 sehingga ke-enam perusahaan dikeluarkan dari analisis karena merupakan outlier. Dengan demikian terdapat 37 perusahaan yang memenuhi asumsi normalitas data. Hasil perhitungan rasio skewness dari 37 perusahaan yang telah dilihat z-scorenya ditunjukkan pada tabel 3. Berdasar tabel 3 ternyata juga hanya satu variabel yang rasio skewnessnya kurang dari 2,00 yaitu variabel liability. Mengingat dari berbagai transform dan nilai z-score menunjukkan hasil yang tidak memuaskan maka data informasi keuangan dihitung perkembangannya dari triwulan ke triwulan selama periode pengamatan seperti halnya menghitung return saham yang didasarkan pada selisih harga periode kini dengan periode sebelumnya.

Berdasar data perkembangan keuangan dari 43 perusahaan menunjukkan bahwa dari 6 variabel (43 perusahaan) variabel Sales dan Net Income distribusi datanya normal, sedangkan empat variabel lainnya berdistribusi tidak normal dan hasil ini lebih baik daripada sebelumnya. Hasil pengujian normalitas terhadap data perkembangan ditunjukkan pada tabel 4. Dengan demikian data yang digunakan untuk analisis selanjutnya adalah data perkembangan keuangan dari 43 perusahaan selama periode pengamatan.

Sementara untuk untuk melihat ada tidaknya hubungan antar variabel independen (multi-collinearity) adalah nilai variance inflation factor (VIF), maka jika nilai VIF kurang dari 5,00 variabel tersebut diduga tidak terjadi multikolinearitas.

Berdasar data perkembangan keuangan 43 perusahaan selama periode pengamatan diperoleh hasil pengujian multikolinearitas yang diukur dengan nilai VIF menunjukkan bahwa lima variabel independen (assets, liability, equity, sales dan net income) tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF-nya kurang dari 5,00. Hasil tersebut ditunjukkan pada tabel 5 dimana nilai VIF dari masing-masing variabel independen sebesar 1,576; 1,530; 1,495; 1,441 dan 1,178. Dengan demikian model ini dapat digunakan untuk memprediksi abnormal return saham perusahaan aneka industri di BEJ 1998 – 2001.

Demikian pula uji asumsi klasik yang lain (heteroskedastisitas dan autokorelasi) menunjukkan bahwa 43 sampel perusahaan dapat digunakan dalam model penelitian. Hal ini seperti ditunjukkan dalam hasil perhitungan Durbin Watson = 1,836 dimana angka ini 2,00 (1,836) maka kelima variabel independen tersebut tidak terjadi autokorelasi. Hasil yang sama juga terjadi pada hasil uji heteroskedastisitas.

3.3.2. Hasil Estimasi Regresi.

Berdasar hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 5 menunjukkan bahwa secara parsial tak satupun variabel independen signifikan mempengaruhi abnormal return saham. Dengan demikan hipotesis 1 s/d 5 tidak dapat diterima. Namun demikian dari lima variabel informasi keuangan terbukti bahwa perkembangan equity merupakan satu-satunya variabel yang signifikan pada level kurang dari 10% (0,095) mempengaruhi abnormal return saham.

Sementara pengujian terhadap hipotesis 6 menunjukkan bahwa Assets, Liability, Equity, Sales dan Net Income secara bersama-sama tidak signifikan mempengaruhi abnormal return saham karena significance-F sebesar 0,636 seperti ditunjukkan pada tabel 6.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Assets, Liability, Equity, Sales dan Net Income secara bersama-sama signifikan mempengaruhi abnormal return, tidak dapat diterima. Hasil ini mengindikasikan bahwa kelima variabel tersebut tidak bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (terutama investor) dalam jangka panjang untuk memprediksi laba kejutan (abnormal return) bagi perusahaan sub-kelompok aneka industri di BEJ.

Namun demikian variabel equity secara parsial mampu memprediksi abnormal return saham pada level kurang dari 10% (0,095) dan meerupakan variabel yang dominan mempengaruhi abnormal return karena nilai beta standar sebesar – 0,406 merupakan beta standar dibanding dengan variabel independen lainnya.

Persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Abnormal Return = 0,002104 + 0,01761Assets – 0,00660 Liability – 0,00825 Equity – 0,00435 Sales – 0,000287 NI.

IV. PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI

Berdasar hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis pertama tidak konsisten dengan teori yang mendasarinya. Perbedaan hasil dengan teori tersebut terutama terletak pada periode pengamatan dimana pada periode pengamatan merupakan data yang relatif tidak normal distribusinya. Namun bagi para pemain pasar modal hasil penelitian ini bermanfaat terutama dengan memperhatikan perkembangan ekuitas yang dimiliki oleh peerusahaan, dimana perkembangan ekuitas berpengaruh negatif terhadap laba kejutan (abnormal return).

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan bukti empiris sebelumnya karena ukuran return yang digunakan memang berbeda. Para peneliti terdahulu pendekatan return umumnya menggunakan actual return, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan konsep abnormal return. Para peneliti terdahulu menggunakan konsep abnormal return untuk mengkaji studi peristiwa (event study) yang relatif jangka pendek dan hanya bermanfaat bagi para pemain pasar modal (spekulator). Sementara hasil penelitian ini lebih menitik beratkan pada jangka waktu pengamatan yang relatif lebih panjang, sehingga hasil penelitian ini lebih banyak bermanfaat bagi para investor dalam memprediksi laba kejutan (abnormal return).

Agenda penelitian mendatang agar dilakukan penelitian lanjutan yang menghubungkan semua informasi baik informasi akuntansi maupun non-akuntansi yang dikaitkan dengan abnormal return saham dengan sampel yang lebih besar dan periode pengamatan yang lebih panjang.

V. KESIMPULAN

Berdasar hasil analisis menunjukkan bahwa selama periode pengamatan menunjukkan periode yang tidak normal. Hal ini terbukti dengan berbagai transform data yang menunjukkan bahwa variabel-variabel informasi keuangan distribusi datanya tidak normal.

Dari 48 perusahaan yang dijadikan sampel ternyata hanya 43 perusahaan yang selalu menyajikan informasi keuangan dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEJ. Dari lima variabel independen yang merupakan informasi keuangan terbukti tidak satupun variabel penelitian yang terjadi multikolinearitas, terutama dengan data perkembangan keuangan perusahaan.

Berdasar hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua hipotesis ditolak; namun hipotesis ketiga diterima pada signifikansi kurang dari 10% (0,095). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa pertumbuhan equity merupakan variabel yang dominan untuk memprediksi abnormal return yang ditunjukkan dengan beta standar terbesar (-0,406).

Penelitian ini hanya terbatas pada lima variabel informasi keuangan dengan jumlah sampel yang terbatas pada sektor aneka industri. Oleh karenanya hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan terhadap prediksi return saham secara keseluruhan.

Tabel 1:

Hasil Perhitungan Rasio Skewness

image\ebx_124508673.gif

Catatan: tak satupun variabel yang distribusinya normal (rasio skewness > 2,00).

Tabel 2:

Hasil Perhitungan Rasio Skewness – Data LN

image\ebx_1300172932.gif

Catatan: tiga variabel berdistribusi normal, tetapi 12 perusahaan yang valid.

Tabel 3:

Hasil Perhitungan Rasio Skewness - Data 37 Perusahaan

image\ebx_290656920.gif

Catatan: hanya variabel liability yang berdistribusi normal.

Tabel 4:

Hasil Perhitungan Rasio Skewness – Data Perkembangan Keuangan

image\ebx_1954941434.gif

Catatan: Dua variabel yang menunjukkan distribusi datanya normal yaitu Sales dan Net Income.

Tabel 5:

Hasil Perhitungan VIF – Data Perkembangan Keuangan

image\ebx_58571613.gif

Tabel 6:

Hasil Regresi Berganda

image\ebx_1646432154.gif

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Sulistyo. 1999. Aplikasi Clustering, Manova, dan Transformasi Data atas Data Pasar Modal Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1, No. 3, Desember: 221-236.

Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE UGM: Yogyakarta.

Gunawan dan Bandi. 2000. "Analisis Kandungan Informasi Laporan Arus Kas". Simposium Nasional Akuntansi III: Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Pendidik. September: 697 – 718.

Harries Hidayat dan Hekinus Manao. 2000. "Asosiasi Laba Tahunan Emiten dengan Harga Saham Ditinjau dari Ukuran dan Debt-Equity Ratio Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi III: Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Pendidik. September: 522 – 536.

Nur Fadjrih Asyik. 1999. "Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas". JRAI, Vol. 2, No. 2, Juli: 230 – 250.

Parawiyati, Ambar Woro Hastuti dan Edi Subiyantoro. 2000. "Penggunaan Informasi Keuangan untuk Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor di Pasar Modal". JRAI, Vol. 3, No. 2, Juli: 214 – 228.

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. "Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go-Publik di Indonesia". JRAI, Vol. 1, No. 1, Januari: 1 – 11.

Robbert Ang. 1997. "Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia". Mediasoft Indonesia.

Sawidji Widoadmodjo. 1996. "Cara Sehat Investasi di Pasar Modal". PT Jurnalindo Aksara Grafika. Jakarta.

Singgih Santoso. 1999." SPSS (Statistical Product and Service Solutions)". Penerbit PT Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia. Jakarta.

Suad Husnan. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN: Yogyakarta.

Syahib Natarsyah. 2000. "Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public di Pasar Modal Indonesia". Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3: pp. 294-312.

Teguh Prasetyo. 2000. "Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar sebagai Prediksi Harga Saham di BEJ pada Periode Bullish dan Bearish". Simposium Nasional Akuntansi III. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik. Agustus: pp. 652-695.

Tri Joko Prasetyo. 2000. Transfer Informasi Intra-Industri Atas Pengumuman Laba". Simposium Nasional Akuntansi III: Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Pendidik. September: 506 – 521.

Triyono dan Jogiyanto HM. 2000. "Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham". JRAI, Vol. 3, No. 1, Januari: 54 – 68.

Untung Affandi & Siddharta Utama. 1998. "Uji Efisiensi Bentuk Setengah Kuat pada Bursa Efek Jakarta". Usahawan No. 03 TH XXVII, Maret: 42 – 47.

Wiwik Utami dan Suharmadi. 1998. "Pengaruh Informasi Penghasilan Perusahaan terhadap Harga Saham di BEJ". JRAI, Vol. 1, No. 2, Juli: 255 – 268.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANAN KATALIS K3-xHxPW12O40 PADA KATALISIS SELEKTIF SINTESIS METILAMINA DARI METANOL DAN AMONIAK

GENERAL LEAST SQUARE

Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi