Faktor Motivasional Dan Faktor Anteseden Dalam Pemanfaatan Teknologi Komputer

FOKUS EKONOMI, AGUSTUS 2004

FAKTOR MOTIVASIONAL DAN FAKTOR ANTESEDEN DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMPUTER

Oleh : J. Widiatmoko

Dosen STIE Stikubank Semarang

Abstrak

Dewasa ini teknologi komputer benar-benar telah mengubah lingkungan bisnis secara mendasar dan bahkan mengubah pola industri secara keseluruhan. Bagi perusahaan yang tidak ingin ditinggalkan oleh lingkungannya (supplier, customer, dan yang lainnya), teknologi komputer merupakan kebutuhan mendasar untuk mencapai keunggulan kompetitifnya. Sistem reservasipada perusahaan penerbangan, system belanja secara on line atau dengan e-comerce dan penggunaan ATM pada layanan jasa perbankan merupakan contoh pemanfaatan teknologi komputer.

Sementara itu beberapa peneliti menemukan adnya hambatan dan bahkan kegagalan dalam penerapan teknologi informasi berbasis komputer. Operasionalisasi teknologi komputer menyangkut aspek manusia dan dampak perubahan yang disebabkannya, oleh karena itu penting untuk memperhatikan keberadaan manusia dalam pemanfaatan suatu teknologi. Keberhasilan penerapan suatu teknologi komputer akan sangat tergantung pada factor manusia yang berhadapan lansung dengan teknologi tersebut. Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA), artikel ini memaparkan factor-faktor motivasional dan anteseden pada pemakai teknologi komputer, yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi komputer seperti yang dikemukakan oleh Igbaria, et. al. (1996).

Kata-kata kunci: teknologi komputer, keunggulan kompetitif, Technology Acceptance Model, Theory of Reasoned Action, motivasional, anteseden, pemanfaatan teknologi komputer

I. PENDAHULUAN

Kemunculan teknologi komputer mainframe pada dekade 1960-an telah menyebabkan perubahan mendasar pada proses pengolahan data, yaitu dari proses manual ke proses batch (batch processing). Dengan dukungan teknologi komputer yang semakin baik, mulai tahun 1970 proses pengolahan data bergerak menjadi sistem on-line data processing. Transaksi-transaksi operasional seperti perhitungan gaji, pencatatan piutang, utang, sediaan, dan pembuatan laporan keuangan menjadi sederhana dan mudah sehingga proses pengolahan data menjadi efisien dan efektif (Kustono, 2000).

Fokus Ekonomi – Vol.3 – No.2 – Agustus 2004

Dewasa ini, teknologi komputer benar-benar telah mengubah lingkungan bisnis secara mendasar dan bahkan mengubah pola industri secara keseluruhan. Bagi perusahaan yang tidak ingin ditinggalkan oleh lingkungannya (supplier, customer, dan yang lainnya), teknologi komputer merupakan kebutuhan mendasar untuk mencapai keunggulan kompetitifnya.

Sistem resevasi pada perusahaan penerbangan, sistem belanja secara on-line atau dengan e-comerce dan penggunaan ATM pada layanan jasa perbankan merupakan contoh pemanfaatan teknologi komputer. Bahkan dengan semakin majunya teknologi informasi, orang bisa melakukan transaksi saham di rumah hanya dengan meng ‘klik’ mouse yang ada pada perangkat komputer. Perdagangan saham secara on-line ini sedang marak di Bursa Efek Korea (BEK). Perdagangan ini dikhawatiirkan akan menggeser posisi pialang saham sedikit demi sedikit (Infobank, 2000).

Peran komputer di berbagai bidang kehidupan memang tidak diragukan lagi. Banyak peneliti mengemukakan manfaat komputer untuk berbagai macam keperluan, antara lain kebutuhan di bidang akuntansi khususnya sistem informasi akuntansi (Lee, et. al., 1995; Igbaria, 1994). Sementara itu beberapa peneliti menemukan adanya beberapa hambatan dan bahkan kegagalan dalam penerapan teknologi informasi berbasis komputer (Igbaria, 1993; Swanson, 1982).

Penelitian yang dilakukan oleh Igbaria (1993) menemukan berbagai masalah yang dapat menganggu keberhasilan penerapan komputer mikro pada suatu organisasi. Masalah-masalah tersebut antara lain kompleksitas, tidak adanya dukungan manajemen puncak, kurangnya pengalaman, dan sikap negatif pemakai. Swanson (1982) dalam penelitiannya menemukan bahwa redahnya penerimaan pemakai (user acceptance) juga berpengaruh pada pemanfaatan teknologi komputer. User acceptance adalah seberapa jauh individu merasa tidak mengalami tekanan yang tidak menyenangkan dan merasa nyamaan ketika menggunakan atau terlibat dalam suatu lingkungan baru. Perasaan ini akan timbul ketika individu tersebut bahwa kinerjanya akan lebih baik jika berada dalam lingkungan tersebut (Kustono, 2000).

Ives, et. al. (1983) menyatakan bahwa pengguna merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan penerapan suatu teknologi. Menyadari bahwa operasionalisasi teknologi komputer menyangkut aspek manusia dan dampak perubahan yang disebabkannya, adalah penting untuk memperhatikan keberadaan manusia dalam pemanfaatan suatu teknologi. Banyak penelitian membuktikan bahwa faktor individu (cognitif style, math anxiety, computer anxiety, dan unfavorable attitudes toward computers) dan faktor organisasional (training dan dukungan organisasional) sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pengadopsian teknologi informasi/komputer (Igbaria, 1990; Thomson, et. al., 1991).

Penelitian ini menguji faktor-faktor motivasional dan anteseden pada pemakai teknologi komputer yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemanfaatan teknologi komputer. Bagi organisasi yang akan mengimplementasikan atau mengembangkan teknologi/sistem informasi berbantuan komputer, aspek manusia ini sangat penting untuk dipertimbangkan. Berhasil tidaknya penerapan teknologi/sistem informasi berbantuan komputer akan sangat tergantung pada faktor manusia yang berhadapan langsung dengan teknologi/sistem tersebut.

Seperti telah disampaikan di atas bahwa komputer bermanfaat untuk berbagai keperluan, tidak terkecuali keperluan pengelohan informasi dalam organisasi pemerintahan. Dalam rangka menunjang pelaksanaan otonomi daerah keperluan akan informasi local untuk pengambilan keputusan seharusnya lebih cepat tersedia dan akurat. Untuk itu, perkembangan teknologi komputer diharapkan dapat membantu tersedianya informasi yang akurat tersebut untuk pengambilan keputusan secara tepat. Tentu saja agar teknologi komputer dapat bermanfaat sesuai dengan yang diharapkan, perlu adanya kesesuain antara motivasi pengguna dengan tujuan pemanfaatan teknologi komputer. Hal-hal apa saja yang memotivasi perangkat Pemda dalam pemanfaatan teknologi komputer guna menyediakan informasi secara tepat dan akurat perlu dikaji secara empiris untuk mengetahui apakah teknologi (khususnya komputer) digunakan secara tepat sasaran.

II. PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMPUTER

Pemanfaatan teknologi informasi (komputer) menunujukkan keputusan individu untuk menggunakan atau tidak menggunakan teknologi infoòlasi (komputeò( dalam menyeìäraikan serangkaian tugasnya (Thomson, 1991; Igbaria et. al., 1996). Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model yang menawarkan penjelasan yang sangat kuat (powerful) dan efisien untuk menguji perilaku penerimaan dan penggunaan teknologi informasi (komputer) oleh pemakai (Davis, 1989; Davis et. al., 1989). TAM diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980) dan Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Davis (1989).

Theory of Reasoned Action (TRA) menyatakan bahwa perilaku, dalam hal ini penggunaan teknologi komputer ditentukan oleh persepsi individu dan sikap menuju perilaku, misalnya tekanan atau norma sosial. Sikap pemakai teknologi (komputer) bersamaan dengan norma sosial dan faktor situasional yang lainnya memotivasi ke maksud untuk memanfaatkan teknologi (komputer) dan pada akhirnya meningkatkan pemanfaatan teknologi komputer. Implikasi pemanfaatan tenologi komputer yang meningkat tersebut akan berdampak ke kinerja individu yang positif. Sementara itu, Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan bahwa penerimaan (pemanfaatan ) teknologi komputer oleh pemakai ditentukan oleh dua faktor kunci yaitu perceived usefulness (kebermanfaatan) dan perceived ease of use (kenyamanan).

III. FAKTOR MOTIVASIONAL DAN FAKTOR ANTESEDEN YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMPUTER

Penelitian Igbaria (1993) yang menginvestigasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan komputer menggunakan dua pendekatan secara bersamaan, yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) dan Technology Acceptance Model (TAM). Hasilnya menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan dan norma sosial yang dirasakan memberi kontribusi langsung pada pemanfaatan teknologi. Sementara itu, faktor anxiety, skills, dukungan organisasional, kebijakan, dan pemanfaatan organisasional berpengaruh secara langsung dan tidak langsung dengan penerimaan teknologi komputer.

Igbaria, et. al. (1996) melakukan pengujian terhadaap faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan komputer mikro dan menemukan bahwa faktor motivasional yaitu kegunaan yang dirasakan, kenyamanan yang dirasakan, dan tekanan sosial mempunyai hubungan dengan pemanfaatan komputer. Dalam penelitian ini akan diuji model penelitian (lihat gambar 1) yang digunakan oleh Igbaria, et. al. (1996) dalam menginvestigasi faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi komputer. Perbedaan dengan model Igbaria adalah dalam penelitian ini ditambaahkan satu pengujian terhadap hubungan antara kenyamanan yang dirasakan dengan kegunaan yang dirasakan. Karena kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan (Higgins et.al. , 1995).

Gambar 1.

Model Penelitian Igbaria, et. al., (1996)

Kegunaan

yg dirasakan

Keahlian

Kenyamanan

yg dirasakan

Dukungan

Organisasional

Pemanfaatan Teknologi Komputer

Kompleksitas

yang dirasakan

Norma Sosial

Pemanfaatan

Organisasional

Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor motivasional (faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berperilaku tertentu, dalam hal ini pemanfatan komputer) yang terdiri dari kegunaan yang dirasakan, kenyamanan yang dirasakan, dan norma sosial dan faktor anteseden (faktor-faktor yang mempengaruhi faktor motivasional) yang terdiri dari ketrampilan/skills, dukungan organisasional, pemanfaatan organisasional. Kompleksitas yang dirasakan menjadi variabel penghubung antara faktor anteseden dan faktor motivasional.

  1. Keahlian

Keahlian dalam menggunakan komputer merupakan kombinasi lamanya (pengalaman) menggunakan komputer dalam pekerjaannya dengan pendidikan yang diperoleh dalam bidang komputer baik pendidikan formal maupun non formal, misal pelatihan intern (Davis et. al., 1989). Seseorang yang memiliki keahlian di bidang komputer biasanya tidak akan merasakan kesulitan jika menjalankan tugas dengan alat bantu komputer. Rasa mudah dalam menggunakan komputer tersebut akan menimbulkan perasaan dalam dirinya bahwa komputer itu berguna sehingga menimbulkan rasa nyaman bila bekerja dengan komputer. Pendapat tersebut sesuai dengan Theory of Reasoned Action (TRA) yang menyatakan bahwa affect (perasaan senang, gembira, dan benci) akan berpengaruh dalam pemanfaatan komputer (Davis, 1989). Igbaria (1996) menyatakan bahwa keahlian mempengaruhi pemanfaatan komputer melalui pengaruhnya terhadap faktor kompleksitas, kegunaan, dan kenyamanan yang dirasakan.

  1. Dukungan Organisasional

Dorongan atasan maupun lembaga untuk menggunakan komputer dalam bekerja akan sangat mempengaruhi pemanfaatan komputer (Igbaria et. al., 1996). Dukungan atasan dalam pemanfaatan komputer akan menimbulkan rasa berguna, nyaman dalam menggunakan komputer, dan mengurangi tingkat kesulitan yang mungkin timbul karena akan dibantu dalam mengurangi tingkat kesulitan tersebut. Dukungan organisasional dapat berupa penyediaan fasilitas, pelatihan-pelatihan, penyediaan hardware dan software. Dukungan organisasional akan mempengaruhi pemanfaatan komputer melalui pengaruhnya terhadap kenyamanan, kegunaan yang dirasakan, dan kompleksitas yang dirasakan.

  1. Pemanfaatan Organisasional

Pemanfaatan komputer secara meluas dalam organisasi akan mendorong individu untuk menggunakan komputer dalam pekerjaannya (Igbaria, et. al., 1989). Pendapat ini didukung oleh Thomson (1991) yang menyatakan bahwa pemanfaatan komputer di lingkungan kerja yaitu di kalangan rekan sejawat, bawahan, dan atasan akan mendorong seseorang akan menggunakan komputer melalui pengaruhnya terhadap faktor kegunaan yang dirasakan, kenyamanan yang dirasakan, dan norma sosial. Dengan demikian, adanya penggunaan komputer secara luas dalam organisasi akan menyebabkan seseorang yang ada dalam organisasi tersebut merasa bahwa pemakaian komputer akan berguna bagi dirinya khususnya dalam menyelesaikan serangkaian pekerjaannya. Rasa berguna ini pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyaman bila bekerja dengan menggunakan komputer.

  1. Kompleksitas yang Dirasakan

Kompleksitas didefinisi sebagai tingkat kesulitan relatif yang dirasakan seseorang dalam memahami dan menggunakan komputer. Jika pemanfaatan komputer dipandang dalam konteks adopsi inovasi, hasil riset (Thompson, 1991) menunjukkan bahwa kompleksitas berhubungan negatif dengan pemanfaatan komputer. Artinya, apabila seseorang merasakan bahwa penggunaan komputer merupakan hal yang sulit bagi dirinya maka ia cenderung tidak akan menggunakan komputer tersebut. Davis et.al. (1989) mengidentifikasi bahwa kemudahan penggunaan sistem sebagai suatu faktor penting dalam pemanfaatan sistem melalui pengaruhnya pada kegunaan yang dirasakan. Adam et.al. (1992) menemukan bahwa baik kegunaan yang dirasakan maupun kemudahan penggunaan yang dirasakan merupakan faktor penting dalam pemanfaatan sistem. Temuan serupa dilaporkan oleh Mathieson (1992).

  1. Kegunaan yang Dirasakan

Kegunaan yang dirasakan didefinisi sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan komputer akan meningkatkan kinerja/performancenya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakaianya yang berkaitan dengan productivity (produktivitas), job performace atau effectiveness (kinerja tugas atau efektivitas), importance to job (pentingnya bagi tugas), dan overall usefulness (kebermanfaatan secara keseluruhan) (Davis, et. al., 1989).

Faktor kegunaan yang dirasakan banyak digunakan oleh para peneliti yang berminat dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan sistem informasi. Davis, et. al. (1989) menemukan bahwa kegunaan yang dirasakan mempunyai hubungan yang lebih kuat dan konsisten dengan penerimaan teknologi informasi (komputer) dibandingkan dengan variabel lain seperti sikap, kepuasan, dan ukuran-ukuran persepsian yang lain.

  1. Kenyamanan yang Dirasakan

Kenyamanan yang dirasakan menunjukkan derajat kesenangan atau ketidaksenangan (frustrasi) seseorang dalam pemanfaatan komputer. Kenyamanan ini merupakaan motivator intrinsik utama di samping kegunaan yang dirasakan dalam pemanfaatan komputer (Davis, 1989). Pendapat ini juga didukung oleh penelitian yang berhubungan dengan psikologi yang menemukan bahwa faktor-faktor atitudinal seperti kenyamanan yang dirasakan dan kegunaan yang dirasakan tetap menjadi faktor penentu terhadap perilaku dan kemauan dengan cara meningkatkan pengalaman/keahlian (Venkatesh dan Morris, 2000).

7. Norma Sosial

Norma sosial yaitu internalisasi individu dari referensi kelompok budaya subyektif dan khusus mengenai persetujuan antar pribadi bahwa seseorang bekerja dengan individu lain pada situasi sosial yang khusus. Budaya subyektif berisi norma, peran, dan nilai (Qadri dan Indriantoro, 1998). Pemanfaatan teknologi informasi (komputer) bisa disebabkan oleh adanya tekanan sosial karena individu atau kelompok lain menggunakan teknologi tersebut. Tekanan sosial ini yang bisa berasal dari teman sejawat, atasan, maupun bawahan dapat memotivasi seseorang untuk menggunakan komputer. Seseorang akan menggunakan komputer jika dia berpikir bahwa orang-orang penting di lingkungannya mengharuskan dia menggunakan komputer dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Igbaria, et. al. (1996) dan Davis, et. al. (1989) menunjukkan bahwa tekanan sosial berpengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi informasi (komputer).

IV. SIMPULAN

Dewasa ini, teknologi komputer benar-benar telah mengubah lingkungan bisnis secara mendasar dan bahkan mengubah pola industri secara keseluruhan. Bagi perusahaan yang tidak ingin ditinggalkan oleh lingkungannya (supplier, customer, dan lainnya), teknologi komputer merupakan kebutuhan mendasar untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Peran komputer di berbagai bidang kehidupan memang tidak diragukan lagi. Banyak peneliti mengemukakan manfaat komputer untuk berbagai macam keperluan, antara lain kebutuhan di bidang akuntansi khususnya system informasi akuntansi (Lee, et al, 1995 dan Igbaria, 1994). Sementara itu beberapa peneliti menemukan adanya beberapa hambatan dan bahkan kegagalan dalam penerapan teknologi informasi berbasis komputer (Igbaria, 1993 dan Sanson, 1982).

Ives, et al (1983) menyatakan bahwa pengguna merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan penerapan suatu teknologi. Banyak penelitian membuktikan bahwa factor individu (cognitive style, math anxiety, computer anxiety, dan unfavorable attitudes toward computers) dan faktor organisasional (training dan dukungan organisasional) sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pengadopsian teknologi informasi/komputer (Mathieson, et al., 1991; Thomson, et al., 1991). Bagi perusahaan yang akan mengimplementasikan atau mengembangkan teknologi/system informasi berbantuan komputer, aspek manusia ini sangat penting untuk dipertimbangkan karena keberhasilan penerapan teknologi informasi (komputer) akan sangat tergantung pada factor manusia yang berhadapan langsung dengan teknologi tersebut.

Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan dari Theory of Reasond Action (TRA), Igbaria, et al. (1996), mengajukan suatu model penelitian tentang faktor-faktor individu yang mempengaruhi seseorang dalam pemanfaatan teknologi komputer. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah factor motivasional yang terdiri dari kegunaan yang dirasakan, kenyamanan yang dirasakan, kenyamanan yang dirasakan, dan norma social dan faktor anteseden yang terdiri dari skill, dukungan organisasional, pemanfaatan organisasional. Kompleksitas yang dirasakan menjadi variabel penghubung antara faktor anteseden dan faktor motivasional.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Fred D., 1989. "Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Aacceptance of Information Technology", MIS Quarterly, September.

Davis, Fred D., Bagozzi R. P., and Warsaw P. R. 1989. "User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models", Management Sciene, Vol. 35, No. 8, August, pp. 983-1003.

Djalil, Mucharoh. 2000, "Beli Saham Silahkan Klik", Infobank, Pebruari, h. 64-65

Igbaria M., 1993. "User Acceptance of Microcomputer Technology: An Empirical Test", Omega, Vol. 21, No. 1, pp. 73-90

……….., 1994. "An Examination of The Factors Contributing to Microcomputer Technology Acceptance", Accounting Management and Information Technology, Vo. 4, No. 4, pp. 205-224.

Igbaria M., Pasuraman S., and Baroudi J. J., 1996. "A Motivational Model of Microcomputer Usage", Journal of Managemen Information System, Vol. 13, No. 1.

Qadri, R. dan N. Indriantoro, 1998. "Pengaruh faktor Sosial, Affect, Konsekuensi yang Dirasakan dan Facilitating Condition terhadap Pemanfaatan Komputer", Kompak, Juli, h. 1-22.

Kustono, A. S., 2000. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Implementasi Sistem Informasi Baru", Media Akuntansi, No. 9, Mei, h. xi-xviii.

Swanson, E. B., 1982. Measuring User Attitudes in MIS Research: A Review, Omega International of Journal of Management Science, Vol. 10, No. 2, March, pp. 157-165.

Thomson R. L.,Higgins C. A. and Howell J. M., 1992. "Personal Computing: Toward A Conceptual Model of Utilization, MIS Quarterly, Vol. 15., No.1, pp. 125-143

Venkatesh, V. and M. G. Morris, 2000. "Why Don’t Men Ever Stop to Ask for Directions/ Gender, Social Influence, and Their Role in Technology Acceptance and Usage Behavior", MIS Quarterly, Vol. 24., No. 1, Maret.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANAN KATALIS K3-xHxPW12O40 PADA KATALISIS SELEKTIF SINTESIS METILAMINA DARI METANOL DAN AMONIAK

GENERAL LEAST SQUARE

Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi