Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
JURNAL BISNIS DAN EKONOMI, MARET 02
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INOVASI
BAGIAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Oleh : Ceacilia Srimindarti
STIE Stikubank Semarang
ABSTRACT
Today, the business world works an increasingly stiff competition. In such an environment, business companies should seek innovative efforts to enhance their competitiveness. Low level of innovation can weaken the strength of a company in market, which in turn can affect its potential revenues. It is believed that the level of expenditures for research and development determines the level of innovation. However, other factors also have important impacts on innovations. This study examines whether leadership style, personal characteristiec, organization strategy, and organization structure are associated with the level of innovation. Participating respondents in this research were research and development managers in Indonesia. Fifty three completed questionnaires were returned out of five hundred questionnaires sent out to the respondents but only fifty one questionnaires are valid for analysis. Multiple regression model was used to test the proposed hypotheses. The results show that leadership style, personal characteristic, and organization strategy have a statistically significant impact on the level of innovation in research and development division of companies under study. Organization structure, however, did not impact on the level of innovation.
Keywords: innovation; leadership style; personal characteristic; organization strategy; organization structure.
I. PENDAHULUAN
-
Latar Belakang Masalah
Tidak banyak perusahaan yang mengetahui faktor-faktor yang menentukan dalam mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Padahal bagian penelitian dan pengembangan memiliki peran yang besar terhadap kesuksesan inovasi perusahaan. Peran bagian penelitian dan pengembangan sangat penting dalam perusahaan karena mereka memiliki keahlian dalam mengembangkan produk baru, mengurangi kos produk, dan mengurangi kos produksi (Shield and Young, 1994).
Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin ketat maka secara meningkat perusahaan-perusahaan mendapatkan competitive advantage melalui aktivitas seperti penelitian, pengembangan dan perekayasaan (Quinn, 1992). Hal ini disebabkan bagian penelitian dan pengembangan dapat mempengaruhi keputusan inovasi terhadap siklus kehidupan produk berikutnya(Shiel and Young, 1994).
Pada saat ini perusahaan harus menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan inovasi yang dilakukan. Inovasi juga dapat digunakan untuk menghadapi ketidakpastian, karena aktivitas inovasi yang dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan dapat meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan.
Menurut Munawaroh (2000) Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk beradaptasi secara cepat pula dengan melakukan perbaikan terus menerus melalui inovasi baru. Dalam melakukan inovasi, perusahaan berusaha menciptakan nilai lebih bagi konsumen melalui penciptaan produk atau produk baru dan melakukan proses produksi yang lebih baik daripada perusahaan pesaing. Persaingan dalam waktu menggambarkan suatu peningkatan tekanan terhadap perusahaan tidak hanya untuk memperkenalkan produk baru tapi juga melakukan inovasi secara lebih cepat daripada kompetitor (Tidd, Bessant, dan Pavitt, 1998). Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan karena keberhasilan aktivitas inovasi yang dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan dapat digunakan sebagai alat untuk memenangkan persaingan.
Akuntansi manajemen memiliki tugas menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang akan diambil oleh manajemen sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih baik (Atkinson, 1995). Pada awalnya informasi ini lebih banyak berupa informasi keuangan namun perkembangannya juga termasuk informasi ekonomi bahkan keperilakuan (Nazarudin, 1998).
Selama ini penelitian tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan telah dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut cenderung memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan yang diperlukan oleh bagian penelitian dan pengembangan. Jain dan Triandis, 1986; Van de Ven et al., 1989; dan Roussel et al., 1991 mengemukakan bahwa selama ini terdapat keyakinan bahwa kreativitas ilmuwan dan perekayasaan yang bekerja di bagian penelitian dan pengembangan tidak seharusnya dibatasi sebab pembatasan yang dilakukan pada bagian penelitian dan pengembangan akan berakibat menurunnya daya kreativitas mereka dalam melakukan inovasi. Pengendalian pengeluaran pada bagian penelitian dan pengembangan diduga kuat dapat menjadi penyebab berkurangnya kreativitas penciptaan competitif advantage dalam jangka panjang (Shield and Young, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh Scott memperlihatkan adanya hubungan yang positif antara pengeluaran bagian penelitian dan pengembangan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan (Martin, 1994). Menurut Todaro (1994), besarnya pengeluaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dijadikan salah satu proksi untuk mengukur tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan.
Penelitian yang telah dijelaskan diatas memberikan gambaran bahwa tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan dihubungkan dengan pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan pada bagian penelitian dan pengembangan. Tidak banyak penelitian yang menguji mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, peneliti ingin menguji faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan mengingat ada banyak faktor yang menentukan tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan.
-
Perumusan Masalah
Dewasa ini dunia usaha mengalamai perubahan persaingan. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat ini maka salah satu cara untuk tetap bertahan adalah dengan melakukan inovasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan karena keberhasilan aktivitas inovasi yang dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Selama ini terdapat keyakinan bahwa tingginya tingkat inovasi pada bagian penelitian didasarkan pada besar kecilnya anggaran pengeluaran yang diberikan namun tidak banyak peneliti yang menguji faktor-faktor lain yang ikut menentukan tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan selain anggaran. Oleh karena itu, peneliti ingin mencari jawaban atas faktor lain yang diduga mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan.
-
Tujuan Penelitian dan Kontribusi
Berdasarkan kasus yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari organisasi yaitu gaya kepemimpinan, strategi organisasi, serta struktur organisasi dan ada yang melekat pada individu bagian penelitian dan pengembangan yaitu karakteristik personal.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan.
II. KERANGKA TEORITIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS
-
Inovasi
Menurut Tidd, Bessant, dan Pavitt (1998) inovasi pada dasarnya membicarakan tentang perubahan. Perubahan tersebut bisa berupa barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan atau perubahan dalam kegiatan produksi. Dengan inovasi maka perusahaan dapat membuat sesuatu yang tidak dapat ditawarkan oleh perusahaan lain atau melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik daripada perusahaan lain. Inovasi semacam ini biasanya disebut inovasi produk dan proses.
Selama ini banyak penelitian yang ditujukan pada bagian produksi namun penelitian mengenai pentingnya tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan masih sangat sedikit. Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya anggapan bahwa tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan akan tinggi apabila semua kebutuhan mereka dipenuhi (Shield dan Young, 1994). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagian penelitian dan pengembangan dalam melakukan aktivitas inovasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan tersebut antara lain gaya kepemimpinan, karakteristik personal, strategi organisasi serta struktur organisasi.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat ini maka kecepatan pertumbuhan inovasi tidak bisa dihindari lagi. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mendorong bagian penelitian dan pengembangan untuk melakukan tugas kreatif yang berkaitan dengan inovasi. Soewito (1989) mengemukakan bahwa inovasi dapat menaikkan produktivitas karena peningkatan pendidikan dan keterampilan tenaga kerja, akan meningkatkan disain dan produk baru yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan, penghematan skala, perbaikan organisasi pemasaran dan effisiensi manajerial. Sedangkan menurut Anwar Nasution untuk meningkatkan hasil produksi dapat dilakukan melalui inovasi proses produksi, meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta menciptakan produk baru atau produk untuk menggantikan produk yang sudah ada sebelumnya.
-
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang memainkan peranan penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin dapat menyusun struktur tugas untuk menentukan sejauh mana penugasan pekerjaan diprosedurkan (Robbins, 1996).
Dalam Path-Goal Theory (Robert House, 1974) gaya kepemimpinan digolongkan menjadi empat tipe yaitu: kepemimpinan direktif, kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan partisipatif serta kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Dalam kepemimpinan yang direktif pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengetahui apa yang menjadi harapan pemimpinnya dan memberikan arahan mengenai cara melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pimpinan berorientasi pada hasil. Dalam kepemimpinan yang mendukung pemimpin bersikap ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Pemimpin berusaha untuk mendekatkan diri serta menyenangkan perasaan bawahannya. Dalam kepemimpinan partisipatif pemimpin berusaha mendapatkan masukan-masukan serta saran dari bawahan dalam pengambilan keputusan sedangkan dalam kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi pemimpin menetapkan tujuan-tujuan yang bersifat menantang dan pemimpin mengharpkan agar bawahan berusaha mencapai tujuan tersebut seoptimal mungkin.
Sikap serta gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap organisasi bahkan terhadap produktivitas dan keinovatifan karyawan. Kepemimpinan juga dapat digambarkan dalam garis kontinum mulai dari inisiatif (initiating) sampai pada kepemimpinan pertimbangan (considerating). Struktur inisiatif menggambarkan bahwa pimpinan mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi, dan cara pelaksanaannya. Pertimbangan menggambarkan hubungan yang hangat antara atasan dan bawahan, adanya sikap saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan yang datang dari bawahan. Setiap tipe gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan.
Perilaku pemimpin memiliki peran yang sangat besar terhadap tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan karena gaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat memberikan dampak yang positif terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan jika pemimpin tersebut memberikan kepercayaan dan dorongan kepada bawahan untuk melakukan aktivitas inovasi. Atas dasar argumen di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1: Gaya kepemimpinan mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan.
-
Karakteristik Personal Penelitian dan Pengembangan
Personel penelitian dan pengembangan memiliki variasi karakteristik yang berbeda termasuk tugas yang ingin mereka capai (Street dan Bishop 1991). Faktor personal sangat berhubungan dengan kinerja pekerjaan (Day dan Silverman 1989), karena faktor personal mempengaruhi bagaimana seorang individu melakukan pekerjaan dan berinteraksi dengan rekan kerjanya.
Karakteristik personal seseorang mengacu pada kelanggengan dan keunikan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku. Kelanggengan pola perilaku ini menyebabkan fungsi sosial dan pekerjaan (Sprey dan Mosak, 1993). Perbedaan dalam karakteristik personal secara luas digunakan sebagai suatu ukuran, karena seseorang dengan watak yang sama namun memiliki dimensi yang berbeda akan mempengaruhi pola perilaku seseorang apakah sebagai seseorang yang lebih suka mengarahkan dirinya sendiri atau seseorang yang bekerjasama (Cloninger, Svrakic, dan Przybeck, 1993). Karakteristik personal seseorang dapat dilihat melalui bagaimana seorang individu berpikir dan merasakan dirinya, berhubungan dengan orang lain, menangani suatu proyek, dan pekerjaan sesuai dengan kata hatinya.
Menurut Sperry (1995), karakteristik personal seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang menentukan karakteristik personal adalah biologi, psikologi, dan interpersonal. Faktor biologi masing-masing personal dideskripsi dalam temperamen dan bentuk tubuh. Faktor psikologi dijelaskan dalam kesadaran diri, pekerjaan, dan tujuan hidup sedangkan faktor interpersonal dideskripsi dalam kehidupan sebelumnya dan pengaruh keluarga.
Menurut Jung (dalam Nugroho, 1999) karakteristik personal merupakan suatu sistem kompleks yang melibatkan sikap, fungsi dan preferensi sebagai suatu mekanisme penyaluran energi libido. Ada dua sikap dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi. Kedua sikap dasar tersebut adalah Introversi dan Ekstraversi. Karakteristik introversi memberikan efek daya kreasi yang unik termasuk dalam melakukan aktivitas inovasi, sedangkan karakteristik ekstraversi memberi efek sosial dan memperhatikan kepentingan komunitas. Perbedaan dalam karakteristik personal akan mempengaruhi tingkat inovasi seseorang termasuk bagian penelitian dan pengembangan. Berdasarkan argumen di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 2: Karakteristik personal mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan.
-
Strategi Perusahaan
Strategi yang dianut perusahaan akan menggambarkan seberapa besar mereka menginginkan untuk masuk dalam pasar baru dengan produk dan teknologi yang baru. Oleh karena itu perbedaan strategi yang dianut oleh perusahaan akan ikut mempengaruhi aktivitas inovasi bagian penelitian dan pengembangan perusahaan yang bersangkutan.
Suatu tipologi yang lebih komprehensif dan teliti untuk memahami strategi organisasi telah dikembangkan oleh Miles dan Snow (1978). Mereka mengkategorikan strategi perusahaan sebagai prospector, analyzer, defender, dan reactor.
Perusahaan dengan strategi prospector berusaha untuk menjadi yang pertama dengan produk, pasar dan teknologi yang baru walaupun tidak semua usaha menghasilkan keuntungan. Mereka merespon dengan cepat tanda-tanda area kemungkinan secara awal. Perusahaan dengan strategi analyzer jarang menjadi yang pertama dalam produk. Namun dengan memonitor secara hati-hati tindakan kompetitor utama mereka dapat menduduki urutan kedua dengan kos yang lebih efisien dan produk yang lebih inovatif. Perusahaan dengan strategi defender berusaha menempatkan dan mengelola ceruk pasar yang aman dengan produk yang relatif lebih stabil atau area jasa. Mereka mencoba untuk melindungi domain produknya dengan menawarkan kualitas yang lebih tinggi, jasa yang superior atau harga yang lebih rendah. Mereka cenderung mengabaikan perubahan industri yang tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap area opersi perusahaan saat ini. Perusahaan dengan strategi reactor biasanya tidak agresif dalam mengelola produk dan pasar yang aman seperti kompetitornya. Mereka merespon area tersebut ketika ada tekanan dari lingkungan. Berdasarkan argumen di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 3: Strategi perusahaan mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan.
-
Struktur Organisasi
Suatu fungsi penting yang harus dilakukan perusahaan selama proses inovasi adalah mandapatkan dan memproses informasi lingkungan. Struktur organisasi oleh karena itu merupakan variabel kritis yang menentukan pemrosesan informasi potensial antara berbagai sub-unit dan lingkungan.
Struktur organisasi dapat membantu dan menghalangi bagian penelitian dan pengembangan dalam melakukan aktivitas inovasi. Zaltman, Duncan dan Holbek (1973) telah mencatat bahwa konflik permintaan yang ditujukan terhadap struktur organisasi tergantung pada tahap proses inovasi. Teori mereka mengindikasikan perlunya struktur organisasi yang berbeda selama proses inovasi. Struktur organisasi dapat digolongkan dengan desentralisasi dan sentralisasi. Desentralisasi mempunyai ciri bahwa manajer puncak mendelegasi kekuasaan kepada bawahan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil termasuk dalam melakukan aktivitas inovasi. Sentralisasi adalah konsep dalam istilah hirarki kewenangan dan tingkat partisipasi dalam pembuatan keputusan. Zaltman, Duncan dan Holbek (1973) mengindikasi bahwa keketatan dalam menekankan pada hirarki kewenangan akan mengurangi aktivitas inovasi dengan mendorong individu untuk menyediakan hanya umpan balik yang positif mengenai kinerja mereka. Hage dan Aiken (1967), Palumbo (1969), Blau (1973), Daft dan Becker (1978), Hage dan Dewar (1973) telah menemukan hubungan negatif antara struktur organisasi dan inovasi. Sementara Hage (1980) mencatat bahwa struktur organisasi dapat memiliki pengaruh positif terhadap inovasi. Ia menjelaskan bahwa bila terjadi perubahan nilai, maka struktur organisasi mungkin berhubungan secara positif dengan inovasi. Teori kontingensi struktur organisasi (Galbraith dan Nathason, 1978) menyatakan bahwa tidak ada struktur organisasi yang terbaik untuk segala situasi, struktur organisasi harus disesuaikan dengan tuntutan tugas dan lingkungan tugas. Teori ini membantu menjelaskan mengapa struktur organisasi tertentu menjadi lebih kondusif dengan tingkat aktivitas inovasi yang lebih tinggi atau team penelitian yang lebih produktif. Inovasi yang memuaskan memerlukan struktur organisasi yang baik dalam menggambarkan disiplin ilmu yang berbeda sehingga disiplin ilmu tadi dapat diintegrasikan dalam fungsi team dengan baik pula. Berdasarkan argumen di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 4: Struktur organisasi mempengaruhi tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan.
III. METODA PENELITIAN
-
Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, karakteristik personal, strategi kompetitif dan struktur organisasi, sedangkan variabel dependen adalah tingkat inovasi.
3.1.1 Inovasi
Instrumen pertanyaan tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan dikembangkan dari Tidd, Bessant, dan Pavit (1999). Instrumen terdiri dari lima pertanyaan.
Pertanyaan disusun dengan teknik skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu sangat setuju diberi skor lima (5), setuju diberi skor empat (4), netral diberi skor tiga (3), tidak setuju diberi skor dua (2), dan sangat tidak setuju diberi skor satu (1). Pengelompokkan tingkat inovasi didasarkan atas skor responden. Bila jawaban responden diatas netral mencerminkan tingkat inovasi yang tinggi, sedangkan bila jawaban responden dibawah netral mencerminkan tingkat inovasi yang rendah.
-
Gaya kepemimpinan
Faktor gaya kepemimpinan diukur dengan pertanyaan LBDQ (dalam Basri 2000). Instrumen ini terdiri dari delapan pertanyaan. Teknik pengukuran menggunakan skala Likert point 1-5, mulai dari sangat sering dengan nilai lima (5), sering empat (4), kadang-kadang tiga (3), pernah dua (2), dan tidak pernah satu (1). Apabila jawaban responden di atas netral menggambarkan gaya kepemimpinan pertimbangan, sedangkan jawaban di bawah netral menggambarkan gaya kepemimpinan inisiatif.
-
Karakteristik Personal
Faktor karakteristik personal diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dari Nugroho (1999). Instrumen ini terdiri dari tujuh pertanyaan dengan skala Likert point satu sampai dengan lima. Sangat setuju diberi nilai lima (5), setuju diberi nilai empat (4), netral diberi nilai tiga (3), tidak setuju diberi nilai dua (2), dan sangat tidak setuju diberi nilai satu (1). Jika jawaban responden di atas netral menggambarkan karakteristik personal introversi sedangkan jawaban di bawah netral menggambarkan karakteristik personal ekstraversi.
-
Strategi Organisasi
Strategi perusahaan dalam penelitian ini menggunakan tipologi yang dikemukakan oleh Miles dan Snow. Instrumen terdiri dari enam pertanyaan dengan skala Likert point satu sampai dengan lima. Sangat setuju diberi nilai lima (5), setuju diberi nilai empat (4), netral diberi nilai tiga (3), tidak setuju diberi nilai dua (2), dan sangat tidak setuju diberi nilai satu (1). Jika jawaban responden di atas netral manggambarkan strategi prospector, sedangkan jawaban di bawah netral menggambarkan strategi defender.
-
Struktur Organisasi
Faktor struktur organisasi perusahaan diukur dengan menggunakan instrumen yang dibuat oleh Kwandalla (dalam Dabholkar, dkk 1996; Nazarudin, 1998). Instrumen terdiri dari lima pertanyaan dengan skala Likert point satu sampai dengan lima. Sangat besar diberi nilai lima (5), besar diberi nilai empat (4), netral diberi nilai tiga (3), kecil setuju diberi nilai dua (2), dan sangat kecil diberi nilai satu (1). Jika jawaban responden di atas netral menggambarkan struktur organisasi yang desentralisasi, sedangkan jawaban di bawah netral menggambarkan struktur organisasi sentralisasi.
-
Data dan Sampel
Perusahaan yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Direktori Capital Market Indonesia 2000 dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai bagian penelitian dan pengembangan meskipun belum terdaftar di Direktori Capital Market Indonesia 2000. Responden yang dijadikan subjek penelitian ini adalah manajer penelitian dan pengembangan karena aktivitas atau kegiatan inovasi dilakukan pada bagian penelitian dan pengembangan. Data diperoleh melalui kuesioner yang dikirimkan kepada manajer penelitian dan pengembangan. Kuesioner tersebut bebas perangko pengembalian. Untuk menghindari keraguan responden dalam mengisi kuesioner maka peneliti memberikan jaminan akan kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1 Sampel dan Tingkat Pengembalian | |
Jumlah sampel | 500 |
Jumlah kuesioner yang tidak kembali | (441) |
Jumlah kuesioner yang pindah alamat | (6) |
Kuesioner kembali | 53 |
Kuesioner yang gugur | (2) |
Kuesioner yang melebihi tanggal | (0) |
Kuesioner yang digunakan | 51 |
Tingkat pengembalian 53/500*100% = 10,6% Tingkat pengembalian yang digunakan 51/500*100% = 10,2% |
-
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.3.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen penelitian. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat. Uji ini menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Suatu instrumen dikatakan valid bila memiliki factor loading lebih besar dari 0,4 dan Kaiser MSA lebih besar dari 0,5. Untuk mengetahui validitas instrumen inovasi, gaya kepemimpinan, karakteristik personal, strategi organisasi dan struktur organisasi digunakan factor loading dan Kaiser MSA. Hasil uji validitas dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini valid.
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Variabel | Factor loading | Nilai Kaiser MSA |
Inovasi | 0,709 - 0,838 | 0,716 |
Gaya kepemimpinan | 0,504 - 0,840 | 0,516 |
Karakteristik Personal | 0,596 - 0,857 | 0,782 |
Strategi Organisasi | 0,594 - 0,851 | 0,737 |
Struktur Organisasi | 0,729 -0,869 | 0,758 |
-
Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrumen pengukuran dan mengukur konsep studi. Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu atau seperangkat pengukuran mengukur secara konsisten suatu konsep yang diukur. Untuk melihat reliabilitas instrumen akan dihitung Cronbach alpha masing-masing instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Nunnaly, 1978). Berikut ini akan disajikan tabel yang menunjukkan reliabilitas instrumen penelitian.
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel | Cronbach alpha |
Inovasi | 0,825 |
Gaya kepemimpinan | 0,721 |
Karakteristik Personal | 0,817 |
Strategi Organisasi | 0,825 |
Struktur Organisasi | 0,827 |
-
Pengujian Nonrespon Bias
Pengujian nonrespon bias dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik sampel dari responden yang menjawab dengan reponden yang tidak menjawab. Responden yang menjawab diwakili oleh kuesioner yang datang lebih awal (kurang lebih dua minggu setelah tanggal pengiriman kuesioner). Responden yang tidak menjawab diwakili oleh kuesioner yang datang akhir (kurang lebih empat minggu setelah tanggal pengiriman kuesioner). Pengujian t-test dilakukan terhadap kedua kelompok jawaban tersebut. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara responden yang menjawab dan yang tidak menjawab. Hasil t-test yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut:
-
Alat analisis
Setelah peneliti menguji kualitas data yang diperoleh melalui uji reliabilitas dan validitas, hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan regresi berganda. Metoda ini digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara gaya kepemimpinan, karakteristik personal, strategi organisasi dan struktur organisasi dengan tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = b + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Inovasi
X1 = Gaya kepemimpinan
X2 = Karakteristik personal
X3 = Strategi perusahaan
X4 = Struktur organisasi
IV. ANALISIS DATA dan HASIL
-
Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Berganda
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Inovasi
Variabel | Unstandardized Coefficients (Beta) | t | Sig. |
Gaya Kepemimpinan | 0,398 | 3,099 | 0,003 |
Karakteristik Personal | 0,399 | 2,166 | 0,035 |
Strategi Organisasi | 0,222 | 2,417 | 0,020 |
Struktur Organisasi | -0,077 | -1,161 | 0,252 |
R = 0,633 | R2 = 0,401 | F = 7,707 | Sig. = 0,000 |
Dari hasil perhitungan regresi berganda ini diperoleh R = 0,633, dengan nilai F = 7,707 dan tingkat signifikansi pada p <>2 = 0, 401 hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel yang diajukan dalam penelitian ini dapat menjelaskan naik turunnya tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan sebesar 40,1%.
-
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat inovasi
Dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan. Pengaruh tersebut secara statistis signifikan pada a 0,05 (p<0,003).>
-
Pengaruh karakteristik personal terhadap tingkat inovasi
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa karakteristik personal berpengaruh terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Pegaruh tersebut secara statistis signifikan pada a 0,05 (p<0,04).>introversi semakin tinggi tingkat inovasinya sesuai dengan teori yang diajukan oleh Jung (1928). Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan yang sesuai untuk ditempatkan pada bagian penelitian dan pengembangan adalah karyawan yang memiliki karakteristik personal introversi karena karyawan dengan karakteristik personal introversi lebih inovatif sehingga tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan juga akan semakin tinggi.
-
Pengaruh strategi organisasi terhadap tingkat inovasi
Dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa strategi organisasi mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Pengaruh tersebut secara statistis signifikan pada a 0,05 (p<0,02).>prospector maka bagian penelitian dan pengembangannya semakin inovatif, karena perusahaan dengan strategi prospector selalu mencari peluang-peluang baru sehingga bagian penelitian dan pengembangannya ddituntut untuk selalu inovatif.
-
Pengaruh Struktur organisasi terhadap tingkat inovasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur organisasi tidak berpengaruh terhadap tingkat inovasi. Pengaruh tersebut secara statistis tidak signifikan pada a 0,05 (p<0,25).>
V. SIMPULAN
-
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki bagian penelitian dan pengembangan baik yang terdaftar di Direktori Capital Market Indonesia 2000 maupun perusahaan yang tidak terdaftar di Direktori Capital Market Indonesia 2000.
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa hipotesis pertama, kedua dan ketiga hasilnya didukung berarti gaya kepemimpinan, karakteristik personal dan strategi organisasi mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Jadi semakin perusahaan memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan cenderung pertimbangan maka bagian penelitian dan pengembangannya semakin inovatif, demikian juga dengan karakteristik personal, semakin seorang cenderung memiliki karakteristik personal introversi maka ia akan semakin inovatif, sedangkan pengaruh strategi organisasi terhadap inovasi dari hasil regresi dapat diketahui bahwa semakin suatu organisasi cenderung memiliki strategi prospektor maka bagian penelitian dan pengembangannya semakin inovatif. Adapun hipotesis keempat hasil dari regresi berganda menunjukkan bahwa struktur organisasi berpengaruh negatif terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin suatu perusahaan cenderung memiliki struktur organisasi desentralisasi maka bagian penelitian dan pengembangannya semakin tidak inovatif.
-
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Tingkat pengembalian kuesioner rendah sehingga penelitian ini tidak bisa digeneralisasi.
2. Instrumen yang digunakan berupa persepsi jawaban responden sehingga akan menimbulkan masalah bias jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.
3. Peneliti membatasi gaya kepemimpinan yang cenderung inisiatif saja dan cenderung pertimbangan saja sehingga tidak memberi gambaran pengaruh gaya kepemimpinan kombinasi antara dimensi inisiatif dan pertimbangan secara utuh.
-
Implikasi
Dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbaiki faktor-faktor tersebut seperti:
1. Peneliti berikutnya dapat mempertimbangkan untuk memasukkan variabel lain misalnya teknologi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan mengingat bahwa teknologi merupakan salah satu sumber inovasi. Kurangnya pengetahuan tentang teknologi dapat menghambat aktivitas inovasi (Gupta dan Wilemon, 1990). Teknologi proses produksi dan peralatan dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan inovasi sebab inovasi proses produksi membutuhkan metode-metode baru dengan teknologi yang baru pula (Leonard-Barton, dalam murni, 2000).
2. Peneliti berikutnya dapat memasukkan seluruh kombinasi gaya kepemimpinan dimensi inisiatif dan pertimbangan sehingga dapat memberi gambaran pengaruh gaya kepemimpinan secara lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Blau, Peter M. (1973), The Organization of Academic Work, Wiley, New York.
Cloninger, R., Svrakic, D., and Przybeck, T. (1993), "A Psychological Model of Temperament and Character". Archives of General Psychiatry, 50, hal. 975-990.
Daft, Richard and Selwyn Becker (1978), "Inovation in Organizations: Adaption in School Organization", Elsevier, New York.
Galbraith, Jay R. (1973), Designing Complex Organizations, Reading, MAL Addison-Wisley.
Hage, Jerald (1980), Theories of Organizations, New YorkL Wiley.
and Michael Aiken (1967), "Program Change and Organizational Properties: A Comparative Analysis", American Journal of Sociology, Maret, 72, hal. 503-519.
Hage, Jerald, and Robert Dewar (1973), "Elite Values versus Organizational Structure in Predicting Innovation", Administrative Science Quarterly, September, 18, hal. 279-290.
Jung, Carl G. (1923), Psicological Types or The Psicholog of Individuation, Routiedge dan Kegan Paul Ltd., London.
Jain, R. K. and H. C. Triandis (1990), Management of Research and Development Organizations: Managing the Unmanageable, John Wiley, New York.
Miles, R. E, and C. C. Snow, (1978), Organizational Strategy, Structure, and Process, McGraw-Hill, New York.
Munawaroh, M., (2000), "Tanggapan Konsumen Sebagai Evaluasi Atas Keputusan Produk Baru", Kajian Bisnis, Januari, 18. hal. 13-20.
Nasution, Anwar (1992), "Peranan Teknologi dalam Akselerasi Modernisasi Pembangunan Nasional", Analisis CSIS, 4, tahun XXI, hal. 336-353.
Nazarudin, Ietje (1998), "Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial" Tesis.
Nugroho, Anantyo W., (1999), "Pengaruh Tipe Personal dalam Evaluasi Etika Bisnis Mahasiswa Akuntansi". Skripsi.
Nunnally, J. C. (1978), Paychometric Theory, Mc. Graw-Hill, New York.
Palumbo, Dennis W. (1969), "Power and Role Specificity in Organizational Theory", Public Administrative Review, 29 (May-Juni), hal. 237-248.
Quinn, J. B., (1979) Technological Innovation, Enterpreneurship, and Strategy, Sloan Management Review, Spring.
Roberts, Edward (1978), " What Do We Know about Managing R&D", Research Management, November, 21, hal. 6-11.
Robert J. H. and Terence R. M. (1974), "Path Goal Theory of Leadership", Journal of Contemporary Business, Auntum.
Robbins (1969), Organizational Behavior, Concepts, Controlership, and Aplicatios, Mc Graw Hill, New York,.
Roussel, P. K. Saad, and T. Erickson (1991), Third Generation R&D Managing the Link to Corporate Strategy, Havard Business School Press, Boston.
Santoso, Singgih (2001), Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Shield, Michael D. and S. M. Young, (1994), "Managing Innovation Cost A Study of Cost Conscious Behavior by R&D Professionals", Journal of Management Accounting Research, Fall, 6, hal. 175-195.
Soewito (1989), "Kemampuan Teknologi di Sektor Industri", EKI, Vol. 37, 1, hal. 127-144.
Souder, W. E. and Alok, K. Chakrabarti (1978), "The R&D/Marketing Interface: Result from an Empirical Study of Innovation Projects", IEEE Transactions on Engineering Management, November, EM-25, hal. 88-93.
Sperry, L. (1995), Handbook of the Diagnosis and Treatment of Personality Disorders, New YorkL Brunner/ Mazel.
Sperry, L. and Mosak, H. (1993), "Personality Disorders". In L. Sperry and J. Carlson, Psychopathology and PsychotherapyL From Diagnosis to Treatment,hal. 299-367 Muncie, INL Accelerated Development.
Street, D. L., and A. C. Bishop (1991), "An Empirical Examination of the Need Profiles of Profesional Accountants", Behaviora Research in Accounting, 3, hal. 97-116.
Tidd, J., Bessant, J., and Pavit, K. (1998), Managing Inovation integrating technological, Market and Organizational Change, John Wiley and Sons, Chichester.
Van de Ven, A., H. Angle and M. Poole, Research on the Management of Innovation: the Minnesota Studies, Harper & Row, New York.
Zaltman, Gerald, Robert D., and Jonny H. (1973), Innovation and Organizations, New YorkL Wiley.
Komentar